Part 10

23 9 7
                                    

Luar mu berbeda, dalam mu juga begitu. Aku jadi bingung untuk mencintaimu.

🐨🐻🐨🐻

Panti Asuhan Bahagia Kita

Sheila memandang lama spanduk yang menggantung di atas pagar sebuah tempat yang luas. Pandangan nya terganti oleh anak anak yang tengah bermain di lapangan, diteras, dan disekitar pohon.

Sheila mengikuti Heri ketempat ini. Ia bahkan sempat menanganga di dalam mobil saat Heri memberhentikan mobilnya di depan tempat ini. Ia sudah pernah dengar dari Heicko bahwa Heri sering pergi ke panti asuhan namun ia sempat meragukan pernyataan itu.

Sheila mengikuti Heri masuk kedalam panti dan melihat banyak anak anak yang menyambut hangat kedatangan mereka. Sheila melihat raut wajah Heri yang terlihat risih akan anak anak itu. Walaupun risih, ia tetap membalas sambutan anak anak itu dan membuat Sheila tersenyum tipis.

"Oh den Heri. Tumben dateng jam segini? kan biasanya sekolah den." ucap Bibi Fia yang tiba tiba datang ke ruang utama menggunakan celemek.

Heri menyalim tangan Bibi Fia sopan. "Bolos bi. Mau main."

"Kamu itu. Nanti setelah pulang sekolah bisa ke sini den. Harus banget bolos."

Heri hanya mengangguk membenarkan. Fia menatap Sheila yang tengah melihat lihat ruangan utama panti itu.

"Den? Bawa siapa?"

Heri langsung menatap Sheila, dan Sheila membenarkan posisinya dan segera menyalim Fia sopan. "Sheila bi."

"Pacarnya den Heri ya?"

Sheila langsung menggeleng cepat. "Bukan bi. Saya adik kelasnya."

"bentar lagi shei. lo bukan adik kelas gue lagi, tapi milik gue."

Fia hanya tersenyum, dan mengajak Sheila masuk kedapur untuk menyiapkan makan siang anak anak. Sedangkan Heri sudah pergi ke lapangan dan bermain bola bersama anak anak panti.

Sheila memandang dapur panti yang begitu rapi dan bersih. Banyak anak perempuan disana, ia perkirakan yang paling besar seperti kelas 3 SMP.

"Hari ini, Bibi mau masak apa?"

"Yang simple aja neng. Bibi mau masak nasi goreng."

Sheila menangguk setuju. Sepertinya nasi goreng adalah yang termudah. Ia membantu Fia mengupas bawang putih dan merah, memotong daging dan cabai, dan sayur sayuran. Fia yang melihat tangan Sheila yang begitu lihai memotong bahan bahan itupun tersenyum. Pasalnya Ini pertama kalinya Heri membawa teman perempuannya datang ke panti. Dan Fia merasa Bahwa Sheila bisa mengubah Heri nantinya.

Setelah meracik dan bertanya bagaimana rasanya nasi goreng nya pada Fia, Sheila meletakkan nasi goreng itu ke tempat yang besar, agar nanti tinggal diberi ke anak anak. Selagi Sheila merapikan kompor dan alat alatnya, Fia dan anak anak perempuan yang lain sibuk menyiapkan minuman dingin untuk makan siang.

Setelah semuanya selesai, Fia memanggil anak anak yang tengah bermain diluar. Heri berjalan masuk di ruang tengah, dan melihat Sheila yang tengah membantu membagikan porsi nasi goreng kepada anak anak panti yang berbaris rapi.

Ia tersenyum. Matanya disuguhi pemandangan yang indah. Wanita yang cantik, dan walaupun memakai baju sekolah dilapisi celemek tidak membuat gadis itu terlihat kumal.

"Den, jangan disitu. Sini makan."

Heri mengangguk dan mendekat kearah Sheila yang tengah membagi nasi itu untuk nya. Heri menerima itu dengan wajah santainya. Setelah melihat Sheila telah mengambil makanannya, ia menarik tangan gadis itu ke arah teras agar tidak diganggu oleh anak anak.

Tentang Perasaan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang