Part 9

18 11 2
                                    

Gue baik baik aja, selama lo bahagia. Ya walaupun bahagia lo bukan gue:')

🐻🐨🐻🐨

Heri menghempaskan kasar tangan Lea setelah tiba di belakang sekolah. Tadi ia tidak sengaja melihat Sheila berlarian ke arah gudang dengan raut wajah yang sudah tidak terungkap lagi. Dan entah dari mana rasa penasaran nya muncul dan mengikuti Sheila tanpa sepengetahuannya.

"Lo kenapa ngga bisa berhenti si Le? Gue udah sering bilang ke lo. Berhenti ngejar gue."

Lea hanya tersenyum. Ia tidak tau mengapa ia bisa segila ini mencintai Heri.

"Lo tau? Gue gila karna lo. Gue ngga tau kenapa gue secinta ini sama lo. Lo paham ga si perasaan gue."

Heri mengacak rambutnya kesal. Ia ingin sekali menonjok wanita dihadapannya ini. Tapi ia urungkan niatnya. Ia tau Lea. Perempuan cantik, dan baik ini berubah akibat cintanya pada Heri.

Lea yang Heri kenal dulu adalah Lea yang anggun, cantik, dan ramah. Tapi setelah ditolak beberapa kali, Heri seperti tidak mengenal siapa Lea.

Dan Lea tau, bahwa Heri menyukai wanita yang berpakaian sexy. Dan Lea terobsesi akan itu. Ia benar benar merubah penampilan demi mendapatkan hati seorang Heri. Namun, sepertinya Lea belum mendapatkan itu.

"Gue ngga mau nyakitin lo. Oke. Please, jangan sentuh orang lain buat dapetin gue. Karna gimana pun gue nganggep lo cuma temen biasa. Oke?"

"Ngga, Gue ngga akan berhenti Her. Gue bakal dapetin lo."

Melihat Lea yang keras kepala, Heri hanya diam menahan emosi.

"Kalo lo mau dapetin hati gue, lo ubah penampilan lo, ubah sikap lo, dan ubah pikiran lo kayak Sheila."

Lea terdiam sejenak. Apakah Heri menyukai Sheila, pikirnya. Ia tidak tau mengapa Heri ingin dirinya berubah menjadi seperti Sheila.

"A.. apa dengan gue ubah penampilan gue, lo... bisa suka sama gue?" tanya Lea hati hati.

Mata tajam itu berubah menjadi dingin tapi tidak menusuk. "Coba dulu."

Heri langsung pergi meninggalkan Lea yang masih terdiam di tempatnya. Heri berniat mencari gadis yang ia tinggalkan tadi di gudang. Tapi hasilnya nol. Sheila sudah tidak ada digudang.

Karna kelas sudah dimulai, Heri menaiki anak tangga dan berjalan menuju lantai atas. Ia mendengar suara dibalik pintu itu. Ia tau ada orang didalamnya. Saat ia membuka sedikit dan melihat siapa yang sedang berbicara itu. Matanya mendadak kesal. Tangannya sudah dikepalnya menahan amarah.

Ia berjalan dengan tempo yang cepat kearah 2 orang yang saling tersenyum itu.

Saat Heicko merasa ada yang masuk ke rooftop, ia langsung menolehkan kepalanya dan melihat orang itu.

Brugh...

Kepalan penuh amarah itu berhasil mendarat di wajah tampan milik Heicko. Sheila yang melihat itu membulatkan matanya terkejut. Pasalnya, itu terjadi secara tiba tiba.

Heri segera menindih Heicko dan melayangkan pukulan itu diwajah Heicko berkali kali. Heicko yang tidak atau apa apa berusaha menepis Heri diatasnya dan berusaha membalas pukulan Heri itu. Sheila yang melihat itu langsung memisahkan 2 sahabat yang tengah beradu jotos itu.

Heri mengatur nafasnya, pipinya sudah memar, darah segar itu mengalir di bibirnya, sama halnya dengan Heicko.

Sheila tengah menatap Heri dan Heicko bergantian dengan mata tajamnya.

"Lo pada gila ya!"

"Dia yang mulai deluan."

"Apa apaan lo. Lo deluan yang nonjok juga bangsat!"

Tentang Perasaan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang