Latar antara aku dan kamu adalah sama, tapi orang orang disekitar kita lah perbedaannya.
—unknown🐻🐨🐻🐨
Benar saja, Sigit dan Andre sudah berada didepan ruang pemeriksaan yang dimana kondisi Heri sedang diperiksa oleh tim medis.
Heicko sudah bertanya kepada Sigit sebelumnya mengapa Heri sampai masuk rumah sakit. Tidak banyak yang Sigit katakan. Ia diberitahu pihak rumah sakit bahwa Heri kecelakan motor, dan setelah ia cari tau dan bertanya pada saksi, akibat Heri masuk rumah sakit adalah kebut kebutan. Sedangkan Andre hanya diam sedari tadi.
Mereka sudah menunggu sekitar 30 menit tapi dokter belum juga keluar dari ruang pemeriksaan. Apakah operasi? pikir laki laki itu.
Heicko duduk di sebelah Sigit berharap Heri akan baik baik saja di dalam sana. Apakah yang ia rasakan ini adalah rasa bersalah? atau? bagaimana? Tapi kelakuan Heri tadi benar - benar salah. Argh, entah lah.
"Ko,"
Merasa terpanggil, Heicko mendongakkan kepalanya dan menatap Andre yang tengah berdiri dihadapannya.
"Gue sama Sigit boleh balik deluan? Gue sama dia belom mandi dari tadi pagi, maklum aja hari ini libur. Mandi juga libur. Jadi kesini cuma make parfum doang. Lo mau nunggu disini kan?
Ia sudah punya insting bahwa kedua temannya ini pasti belum mandi. Ya, sudah tradisi mungkin untuk mereka berempat. Jadi untuknya tidak masalah. Heicko hanya menangguk tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Setelah meminta izin, Sigit dan Andre pergi meninggalkan Heicko sendiri di rumah sakit.
***
"Kita ngga keterlaluan git?"
Sigit menatap Andre dengan perasaan bersalahnya. Jujur saja ia juga tidak ingin melakukan ini. Tapi pantaskah dia membantah?
"Lo pikir gue mau ngelakuin hal kaya gini? Ngga. Kita liat aja nanti."
Andre yang mendengar ucapan Sigit langsung terbayang hal yang akan terjadi berikutnya.
***
Hampir 2 Jam Heicko tidak bergerak sesentipun dari tempat duduknya. Lorong terlihat sepi, tidak ada seorang pun yang berlalulalang. Ya, ini seperti lorong ruang operasi. Sunyi. Dan Heicko tidak berniat bergerak sedikitpun.
Akibat ruangan terlihat sepi, ia sempat mendengar langkah kaki seseorang. Tapi anehnya bukan dari dalam ruangan pemeriksaan, melainkan orang itu baru datang ke lorong sepi itu. Pria dengan baju operasi lengkap dengan masker dan topi operasinya, layaknua seorang dokter bedah.
Heicko langsung berdiri dan mendekati dokter itu.
"Maaf, Apakah pasien yang di dalam masih lama?" tanyanya dengan wajah penuh kekhawatiran. Ia takut Heri sekarat didalam sana sangking lamanya.
Dokter itu memasang wajah tidak mengerti dengan pertanyaan yang Heicko lontarkan. Seakan - akan aneh didengar.
"Pasien? Didalam ruangan ini? Sejak kapan?"
Mata Heicko membulat besar. Tidak mungkin ia salah ruangan kan? Ia tidak beranjak sedari tadi. "Iya dok, Pasien atas nama Heri Rhiano. Iya di dalam ruangan ini. Sejak 2 setengah jam yang lalu."
"Maaf, setau saya ini ruangan digunakan untuk praktik dokter. Tidak ada pasien yang boleh masuk kesini, untuk ruang operasi ada dilantai dasar. Jika anda ingin mencari pasien segeralah pergi ke resepsion--"
Heicko langsung berlari meninggalkan dokter yang tengah menjelaskan sesuatu yang tidak masuk akal untuknya. Ia harus memastikan segala hal sebelum bertindak lebih jauh. Tidak mungkin teman - temannya menghianatinya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Perasaan Kita
Teen Fiction- aku tidak yakin mengapa aku memilihmu dan aku tidak tau perasaan ini bahwa aku benar benar tidak ingin kehilangan - Kamu bilang rindu itu berat, tapi nyatanya yang berat itu adalah mengikhlaskan. Ini bukan tentang siapa pemeran utamanya, tapi ini...