Kim Shik menatap Hwang yang nampak pucat. Keduanya kini tengah berdiri di depan rumah tua yang terbuat dari kayu dan atap anyaman bambu.
Terdengar suara tawa dari dalam rumah, suara yang membuat Hwang tenang. Suara yang dirindukan Hwang. Suara merdu ayeong.
Kim Shik melangkah maju tapi ditahan oleh Hwang. Ia tidak ingin menghapus suara tawa itu, ia ingin mendengar suara tawa ayeong lebih lama. Hwang menggeleng menatap Kim Shik. Dengan mendengar suara manis itu, hatinya berbinar kembali. Hwang tersenyum, senyum yang sempat pudar beberapa bulan ini. Kim Shik pun patuh pada perintah rajanya, ia kembali berdiri di belakang Hwang. Menunggu titah selanjutnya.
"Hwang...." Lirih Ayeong yang sudah berdiri di ambang pintu terkejut.
Mendengar Ayeong menyebut nama Hwang, Jungki ikut keluar begitupun nenek Yang dan Bumso.
"Raja?" Kaget nenek Yang dan segera bersujud.
Keadaan hening dengan tatapan saling bersitegang. Hwang menatap Ayeong seakan tak ingin melepas sorot teduh mata indahnya.
"Hwang... Kau kah itu?" Tanya ayeong tak percaya dengan penglihatannya, ayeong mendekat.
"Jangan mendekat!"
Suara bariton Hwang menyadarkan Ayeong bahwa lelaki itu benar adanya putra mahkota.
Ayeong tersenyum getir dengan air mata membasahi pipi tirusnya. Wanita itu menuruti ucapan Hwang untuk tidak mendekat. Nampaknya, ayeong harus cepat sadar dengan statusnya.
Tatapan Hwang beralih ke perut ayeong. Ia tersenyum.
"Anak ku, apa dia sehat?" Tanya Hwang, Ayeong menggeleng. Menciptakan gurat kekhawatiran di wajah Hwang.
Bumso menahan lengan Jungki yang ingin maju merapat pada kakaknya.
"Wae?" Lemas Hwang.
"Apa kau kemari karena anak ini?"
"Terus untuk apa?"
"Tidak apa, ku rasa anak di kandungan ini sehat saja"
"Syukurlah...."
Kim Shik menyayangkan ucapan Hwang yang tidak mau jujur. Jelas-jelas dia selalu menyebut nama ayeong, ketika bertemu dengan gadisnya dia malah berbohong.
"Yang mulia..." Lirih Kim Shik
"Baiklah, semoga kau sehat. Aku pergi dulu" potong Hwang berbalik meninggalkan rumah nenek Yang, Kim shik membungkuk hormat sebelum menyusul hwang.
Ayeong menatap punggung Hwang, meskipun sebentar ia senang bisa melihat pria itu lagi. Tapi kenapa tubuhnya terlihat lebih kurus dari terakhir mereka bertemu? Ayeong jadi cemas.
"Ayeong, kita istirahat dulu ya" kata nenek Yang menuntun Ayeong masuk ke dalam rumah
"Iya, nek" balas ayeong
Jungki dan Bumso ikut masuk dan duduk di ruang tamu.
"Kakak, kalau lelah istirahat di kamar ku saja kak" cemas Jungki, nenek Yang mengangguk setuju
"Tidak nek, di sini saja cukup"
💐
Hwang kembali ke istana, kuda ia serahkan pada Kim Shik. Sedang ia memutuskan kembali ke kamarnya. Beberapa dayang dan pengawal menangkap raja mereka tengah menangis. Tapi karena takut, mereka hanya saling diam seraya menunduk begitu Hwang berlalu di hadapan.
"Kenapa aku harus berbohong di hadapannya?" Batin hwang frustasi
Ibu ratu mendapat laporan bahwa Hwang terlihat kurang sehat. Ia pun lantas mendatangi Hwang di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ayeong
ФэнтезиHidup tentramnya berubah ketika putra mahkota menikahinya. Satu demi satu kebusukan keluarga kandungnya terungkap. Termasuk niat melakukan kudeta pada raja. Kepada siapa putri mahkota Ayeong berpihak?