"ibu..." Ucap Hwang kaget sekaligus senang melihat ibunya sudah bangun dari tidur lelapnya.
"Hwang, kau di sini rupanya" ucap ibu Hwang parau khas suara orang yang baru bangun tidur.
"Tidak duduk, bu. Tiduran saja. Aku dengar kau bertengkar dengan Ayeong" ucap Hwang tapi ibunya tetap bersikeras untuk duduk.
Terdengar helaan nafas dari wanita tua itu.
"Benar. Tapi ini salah ibu, Hwang. Ayeong sama sekali tidak bersalah. Setiap perempuan di posisi Ayeong pasti tidak akan pernah mau melepaskan anaknya. Aigo.. ibu hanya tidak sabar ingin menimang cucu, Hwang" cerita ibu Hwang dengan wajah menahan kekecewaan. Hwang mengelus punggung tangan ibunya penuh kasih sayang sembari tersenyum lembut mendengarkan keluh kesah sang ibu.
"Aigoo... Menggendong Hwayeong, ibu merasa seperti sedang menggendong mu, nak. Aigo.. sekalipun ibu sangat menginginkannya tapi ibu tidak bisa"
"Ibu ingin aku mengambil hak asuh Hwayeong dari ayeong?" Tanya Hwang yang segera tidak diindahkan oleh ibunya.
"Jangan pernah lakukan itu, Hwang"
"Tapikan dia putra ku, Bu. Lagi pula, ayeong itu sudah mengkhianati kita"
Lagi, ibu Hwang menghela nafas berat.
"Ada apa, Bu?" Heran Hwang.
"Entahlah, ibu antara percaya dan tidak percaya bahwa Ayeong tega melakukan tindakan keji seperti itu" tutur ibu Hwang seraya membalas menggenggam tangan Hwang.
"Hwang, ada yang ingin ibu katakan tapi rahasiakan ini dari siapapun termasuk istri mu"
Hwang menatap ibunya sedikit bingung. Tidak biasanya ibunya meminta dia merahasiakan sesuatu. Itu artinya apa yang akan diceritakan ibunya ini sungguh penting atau bahkan mengancam keselamatan seseorang.
"Ye, aku berjanji, Bu" sahut Hwang yakin membuat senyum bersahaja terbit di wajah ibunya.
"Kemarin malam, Bumso datang menemui ibu ..." Bisik ibu Hwang.
***
"Ayeong!" Teriak Kim Shik di depan paviliun putri mahkota. Ayeong yang tengah menenangkan diri setelah perseteruannya dengan ibunda raja tersentak kaget. Bergegas ia membuka pintu paviliun dan menemui Kim Shik berdiri tegap di hadapannya.
"Kim Shik?" Kaget Ayeong.
"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Kim Shik menatap lekat wajah ayeong.
"Itu.... Aku tidak sengaja mendorong ibu Hwang sampai beliau terluka" cerita Ayeong dengan wajah sangat bersalah.
"Kenapa kau lakukan itu?"
"Aku terpaksa karena ibu Hwang ingin mengambil bayi ku, aku tidak bisa membiarkannya melakukan ini. Diperlakukan sebagai penjahat di negeri ini, aku masih bisa diam. Tapi tidak jika ada orang yang ingin memisahkan ku dari anak ku" tekad Ayeong, tatapan matanya menyiratkan kemarahan mendalam.
"Apa putra mahkota baik-baik saja?"
"Dia bukan putra mahkota, dia anak ku" sela Ayeong tegas. Kim Shik mengangguk paham.
"Maafkan aku, syukurlah kalian baik-baik saja. Ini aneh, ibunda Raja adalah seseorang yang bersahaja dan bijaksana. Tidak biasanya dia bertindak semena-mena. Pasti seseorang telah menghasutnya" curiga Kim Shik.
Dalam hati ayeong membenarkan dugaan pengawal setia mantan suaminya itu, dan ia yakin orang itu tak lain adalah Jungsook. Kakaknya sendiri.
"Orang-orang akan salah paham jika melihat kita, kau bisa pergi sekarang jika tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan" ucap Ayeong menatap dingin ke arah prajurit yang berjaga di depan paviliun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ayeong
FantasíaHidup tentramnya berubah ketika putra mahkota menikahinya. Satu demi satu kebusukan keluarga kandungnya terungkap. Termasuk niat melakukan kudeta pada raja. Kepada siapa putri mahkota Ayeong berpihak?