Gundah

80 11 4
                                    

Pintu penjara bawah tanah terbuka mengejutkan penghuni di dalamnya. Ayeong dimasukkan ke dalam sel yang kosong. Salah satu penghuni penjara itu adalah ibu Ayeong. Melihat putrinya ditawan, Ibu Ayeong melotot tak percaya. Ia meragukan penglihatannya, namun gadis yang duduk tertunduk di seberang sel tahanannya itu persis sekali seperti Ayeong.

Setelah penjaga pergi, Ibu Ayeong beringsut mendekati pintu selnya dan memanggil nama Ayeong lirih.

"Ayeong, nak..." Panggil Ibu Ayeong, Ayeong menoleh dan tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.

"Eomma?" Gumam Ayeong dan mendekat ke pintu sel. Ia sangat ingin memeluk ibunya namun raganya tak kuasa mematahkan jeruji tahanannya. Tangis Ayeong pecah saat berusaha menggapai tangan ibunya yang terulur gemetar.

"Kenapa kau ada di sini?"

"Hiks... Eomma"

"Uljima .. jangan menangis. Eomma di sini. Ayeong jangan menangis, eomma di sini"

"Eomma hiks hiks"

🥀

"Kok Ayeong belum pulang juga ya? Nenek jadi khawatir" cemas nenek Yang di ambang pintu rumah menanti kedatangan ayeong yang harusnya kembali siang ini.

Bumso melihat ke hutan dan jalanan setapak berharap ada Ayeong di sana. Namun hadapannya sirna ketika matahari kian merendah dan menyisakan warna jingga di langit senja.

"Kalau Ayeong tidak kembali hari ini itu artinya telah terjadi sesuatu dengannya di istana" ucap Bumso membuat kesimpulan. Jungki yang mendengar ucapan Bumso seketika saja merasa bersalah.

"Bu, kak, maafkan aku yang terlalu pengecut" sesal Jungki, baik nenek Yang maupun Bumso tak ada yang menjawab permintaan maaf pria muda itu.

🥀

Hwang telah siuman setelah berbaring hampir tiga hari lamanya melawan maut, saat Hwang membuka mata ia melihat ibunya dan Kim Shik yang setia menemaninya.

"Eomma.." lirih Hwang.

"Eomma di sini, sayang. Apa yang sakit hmm?" Seraya mengelus puncak kepala Hwang.

"Aniyeo eomma. Sudah berapa lama aku tidur? Rasanya lama sekali"

"kau membuat eomma tidak bisa tidur Karena mengkhawatirkan mu"

"Mianhae eomma"

"Syukurlah kau sudah sadar sekarang"

Hwang tersenyum simpul. Kemudian menatap Kim Shik yang nampak gelisah.

"Kenapa kau terlihat gelisah Kim Shik? Apa telah terjadi sesuatu di istana?" Tanya Hwang curiga.

"Tidak terjadi apapun. Semua aman, Hwang. Benarkan Kim Shik?" Sela ratu Dowegar. Kim Shik mengangguk tanpa ragu.

"Benar, yang mulia" sahur Kim Shik. Hwang tersenyum lega.

"Syukurlah aku menjadi tenang mendengarnya"

Ratu dowegar tersenyum seraya mengangguk sambil mengelus rambut hitam putra semata wayangnya itu.

"Maafkan aku, Yang mulia. Aku tidak bisa memberitahu mu bahwa Ayeong telah ditahan di sini. Ratu tidak mengizinkan ku untuk berkata jujur pada Mu. Maafkan aku, Yang mulia" batin Kim Shik menatap wajah Hwang sedih.

🥀

Kim Shik keluar dari kamar pribadi Hwang. Ia berencana untuk menemui Jungki di Sungkyunkwan. Ia merasa perlu memberitahu pria itu mengenai kondisi kakaknya yang kemungkinan besar tidak akan pernah dilihatnya lagi. Namun saat tiba di Sungkyunkwan, ia mendapat laporan bahwa Jungki telah kabur dari sekolah negeri itu.

Princess AyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang