Senyum Terakhir

113 13 10
                                    

Semoga feel-nya lebih dapat dengan lagu yang mewakili hubungan Ayeong dan Hwang 😢 hiks! Jeosonghamnida 😭
Btw suka banget sama suara mas Sungjae ❤️

🍂🍁🍂

Jungki terjaga dari tidurnya, perlahan ia singkap selimutnya dan bangkit dari tempat tidur. Jungki berjalan hati-hati keluar dari kamar agar tidak membangunkan nenek Yang dan Hwayeong yang juga tidur di kamar itu. Di ruang tamu tak ada siapapun. Jungki pikir Bumso ada di dapur. Namun nihil, lelaki brewokan itu tak ada di rumah.

"Kemana kak Bumso?" Batin Jungki dengan wajah gelisah.

🍂🍁🍂

Hwang menatap langit malam dari kamarnya. Sudah selarut ini matanya masih belum dapat terpejam. Insomnia akutnya tak pernah bisa selaras dengan rasa letih di tubuhnya.

"Tak ada bintang satu pun di langit malam ini" desah Hwang kecewa.

"Aku penasaran kenapa lelaki itu begitu ingin membunuh ku? Sayang dia memakai topeng" gumam Hwang. Tatapannya menerawang ke peristiwa naas yang hampir merenggut nyawanya.

Flashback

"Kim Shik, aku akan buang air kecil. Kau tunggu di sini" kata Hwang pada Kim Shik ketika mereka sudah berada di luar pasar.

"Ye, yang mulia" patuh Kim Shik.

Hwang selesai menuntaskan buang hajatnya. saat ia berbalik hendak menemui Kim Shik, Hwang dibuat terperanjat di tempat merasakan rasa sakit di ulu hatinya.

"Kau-- akh!" Cekat Hwang kesakitan.

"Mati kau raja!" Ucap pria bertopeng itu seraya memperdalam tusukan pedangnya di perut Hwang.

Hwang pun ambruk seketika setelah muntah darah dan ia tak ingat apapun. Raja muda itu pingsan.

Flashback end

Hwang mengusap dagunya pelan, ia merasa familiar dengan suara lelaki bertopeng yang mencoba membunuhnya itu. Namun ia tidak ingat persis suara siapa itu.

"Siapa pun dia, dia pantas menerima hukuman mati" gumam Hwang geram.

🍂🍁🍂

Seorang wanita mengenakan hanbok hijau berdiri di depan penjara isolasi. setelah memberikan sekantung uang kepada prajurit yang berjaga di depan sana, ia pun diperbolehkan masuk. Bermodalkan lampu obor, wanita itu masuk ke dalam penjara dan segera mencari sosok Ayeong.

"Putri.... Putri Ayeong" panggilnya lirih.

Ayeong terkesiap ketika melihat cahaya lampu di dinding penjara.

"Siapa kau?" Tanya Ayeong dari jeruji penjaranya.

Cahaya lampu itu semakin mendekat dan memperlihatkan seorang dayang yang lagi asing di matanya.

"Dayang Choi?" Gumam Ayeong terkejut.

"Yang mulia, putri! Apa yang sudah terjadi pada mu hiks hiks" tangis dayang Choi melihat penampilan Ayeong yang jauh dari kata baik-baik saja. Wanita paruh baya itu menangis di depan Ayeong.

"Dayang Choi, aku baik-baik saja" ujar Ayeong pelan berusaha menenangkan wanita yang sudah dianggapnya seperti ibu itu.

"Hiks hiks, maafkan aku yang mulia"

"Apa maksud dayang Choi? Aku tidak apa-apa"

"Sungguh aku dihantui perasaan berdosa karena telah terlibat dalam muslihat tuan Jungsook dan ratu Airin waktu itu, putri. Aku sungguh meminta maaf karena tidak berdiri di sisi mu" Isak sayang choi, meski terkejut Ayeong berusaha untuk tersenyum. Marah pun sudah mustahil toh Jungsook dan Airin telah mendapat balasannya.

Princess AyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang