Malam Yang Manis

321 27 3
                                    

Ayeong mempersilahkan ibunya untuk duduk. Hari ini ayeong sengaja mengundang ibunya ke istana untuk memberinya jamuan.

Kenapa hanya ibunya?

Karena ayeong tahu ibunya tak akan pernah bertindak sekeji ini.

Ayeong menuang teh. Lalu memberinya dengan santun pada sang ibu.

"Terima kasih putri"

"Eomma... Sudah ku bilang jangan panggil aku begitu. Aku tetap putri mu" sesal ayeong karena ibunya masih memanggilnya putri mahkota

"Eomma jebal. ."

"Ehehe, maaf ibu belum terbiasa"

"Kalau begitu panggil aku ayeong saja"

"Iya, ayeong"

Ayeong menatap sekitar paviliun memastikan hanya ada mereka di sana.

"Eomma sebenarnya ada yang ingin aku bicaran"

Ayeong mengeluarkan bungkusan putih kemudian membukanya, ibu ayeong nampak sangat terkejut melihat isi bungkusan kecil itu

"Eomma, apa maksudnya ini?"

"Ayeong, eomma tidak mengerti maksudmu"

"Bohong, aku tahu teok ini beracun. Jujurlah eomma. Kenapa eomma ingin mencelakai suami ku?" Kecewa ayeong

"Ayeong, kami melakukan ini untuk mu. Agar kau menggantikan posisi putra mahkota sebagai ratu yang kelak akan memimpin Joseon" ungkap ibu ayeong berbisik pelan

"Mwo?! Eomma, aku tidak pernah memintanya. Jadi tolong hentikan saja"

Ibu ayeong menggeleng pelan dengan sorot mata tajam.

"Tidak akan, kami sudah memulainya"

"Eomma!" Bentak Ayeong

"Wae? Asal kau tahu kami tidak akan begini jika raja berlaku adil pada kita"

Ayeong tersenyum kecut tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar

"Apa menjadikan ku putri mahkota juga rencana kalian?" Serak ayeong

"Tentu saja..." Aku ibu ayeong

Ayeong paham sekarang, ia lantas berdiri dari duduknya.

"Baik, terserah kalian. Tapi aku akan selalu berdiri di depan Hwang" ucap ayeong tanpa menatap wajah ibunya

Gadis itu melangkah pergi meninggalkan paviliun. Perasaannya sungguh hancur. Ia tidak menyangka akan terjebak dalam permainan busuk ini. Tapi bukan ayeong namanya kalau tunduk pada ketidakadilan.

"Aku akan melindungi mu, pangeran"

Batin ayeong.

Setelah bertemu ibunya, ayeong memanggil dayang Choi ke kamarnya.

"Ada apa putri memanggil saya?" Tanya dayang Choi

"Tolong larang semua keluarga ku yang ingin ke istana"

Betapa kagetnya Dayang Choi menerima titah ayeong. Wanita dengan hanbok hijau itu tak lepas menatap mata merah ayeong.

"Tapi kenapa putri mahkota melarang keluarga sendiri?"

"Dayang Choi, tolong lakukan saja"

"Baik putri"

"Terima kasih ..."

Dayang Choi permisi, tinggallah ayeong sendiri di bilik yang merenungi perubahan keluarganya

Ia masih belum percaya, ibunya yang berhati lembut bisa sekejam ini

Princess AyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang