Gelisah

91 15 10
                                    

Jungki melihat sekeliling kamar memastikan hanya ada dia di ruangan sempit itu. Kemudian dengan hati-hati membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah pedang.

"Akan ku pastikan untuk membalas tangis kakak ku dengan darah mu, Raja" ucap Jungki dengan tatapan membara.

💜💜💜

Ayeong tengah mencuci pakaian di sungai yang tak jauh dari rumah nenek Yang bersama Jungki.

"Mau kamu apakan pedang itu, Jungki?" Tanya Ayeong pada Jungki yang juga sibuk mencuci pedang mengkilap di tangannya.

"Untuk melindungi kakak, Hwayeong, Kak Bumso, dan ibu" kata Jungki diselipi tawa kecil sehingga ayeong menganggap adiknya hanya bercanda.

"Aigoo, kau baik sekali" timpal Ayeong seraya membilas pakaian.

Usai mencuci mereka mampir di kebun nenek Yang untuk memetik beberapa ubi dan sayuran yang selanjutnya akan mereka jual ke pasar.

Tiba di rumah, kedua kakak beradik itu tersenyum senang melihat Bumso yang sedang menimang Hwayeong dengan telaten.

"Aigo... Calon kakak ipar lagi pendekatan nih" goda Jungki melompat naik ke atas teras. Bumso dan Ayeong yang mendengar ucapan Jungki sontak memberikan tatapan tajamnya.

"Waeyeo? Aku sangat setuju kalian menikah" tambah Jungki dengan wajah tanpa dosa.

"Yak! Jaga mulut nakal mu itu Jungki, jangan buat Bumso merasa tidak nyaman" sela Ayeong sebal seraya menaruh ubi ke dapur.

"Berhentilah menggoda kami, Jungki" melas Bumso.

"Aku tahu kakak menyukai kak Ayeong kan? Jujur saja! Aku sudah memberi peluang untuk mu, kak. Cepat katakan perasaan mu padanya, sebelum aku berubah pikiran"

PLETAK!

Jungki meringis memegangi jidatnya yang terkena Kitakan bebas dari Bumso.

"Berhenti berkhayal!" Tandas Bumso kesal lalu beranjak membawa Hwayeong ke kamar.

"Aaaah Hyung! Aku hanya ingin kau menjadi kakak ipar ku" rengek Jungki sambil menyusul Bumso ke dalam kamar, hingga terdengar teguran halus dari Bumso karena keributan Jungki yang bisa saja mengusik tidur keponakannya.

Sedang di dapur, Ayeong menatap sedih ke arah kamarnya. Ia prihatin dengan keinginan Jungki dan mengkhawatirkan perasaan sahabatnya itu. Bagaimana jika benar kalau Bumso mencintainya? Ayeong tidak ingin menyakiti Bumso. Tapi ia sendiri tidak yakin dengan perasaannya.

💜💜💜

"Yang mulia,  kau yakin akan mengecek kondisi rakyat sendiri? Kesehatan mu belum Membaik" cemas Kasim Kim pada Hwang yang tengah memakai pakaian sederhana.

"Aku tidak sendiri, Kim Shik akan menemani ku. Berdiam di Istana hanya membuat pikiran ku depresi. Pengawal boleh ikut tapi dengan catatan tidak mengenakan atribut kerajaan dan awasi aku dari jarak jauhm bertindaklah sebagaimana rakyat biasa" titah Hwang.

"Tapi yang mulia..."

"Aku pergi!"

Hwang meninggalkan Kasim Kim yang mencemaskan keselamatan dirinya, namun tak ada pilihan bagi Kasim Kim selain menuruti keinginan rajanya. Ia pun memberitahu prajurit sebagaimana yang ditugaskan Hwang.

Hwang dan Kim Shik berjalan-jalan di sekitar pasar. Sesekali mereka mampir untuk mencicipi kue dan makanan yang dijual di sana atau membeli beberapa hiasan hanbok wanita. Rupanya Hwang cukup pandai menawar barang hingga mendapatkan harga yang murah. Kim Shik sampai geleng kepala melihatnya, sebab Hwang sebenarnya sangat mampu membeli semua barang di pasar dengan kekayaannya.

Princess AyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang