Selesai.
Hwang melempar jubah kebesarannya ke atas tempat tidur, menyisakan hanbok putih yang melekat pada tubuh kurusnya. Hwang mengambil duduk di sisi tempat tidur lalu mengusap kasar wajah tampannya.
"Selesai sudah harapan ku untuk kembali bersama Ayeong jika Airin sebentar lagi akan menjadi istri ku" sesal Hwang meremas rambutnya.
"AAAARRGGHH!!" Teriak Hwang tidak terima.
Teriakan menggelegar Hwang terdengar hingga keluar kamar, mengejutkan para dayang dan pengawal yang senantiasa mengawalnya.
"Maaf yang mulia, apa kau baik-baik saja?" Tanya Kasim Kim, kepala Kasim yang menemani Hwang kemana pun.
"Eoh!" Balas Hwang nyaring dan tidak sopan.
Kasim Kim menghela nafas berat, ia telah mengabdi pada raja muda sejak pria itu masih seorang putra mahkota balita. Jadi, mudah bagi Kasim Kim untuk mengetahui suasana Hati tuannya.
"Yeee... Chora" sahut Kasim Kim.
****
Jungki sedang melihat-lihat buku politik di sebuah toko buku. Tak sendiri, rupanya teman sekamarnya di Sungkyunkwan juga terlihat memilah buku.
"Aku harus lulus ujian negara setelah dari Sungkyunkwan dan menempati posisi elit, untuk mengungkap alasan kenapa kak ayeong diasingkan. Tuduhan itu pasti dimanipulasi. Kak ayeong dan kak Bumso tidak pernah mungkin mengkhianati Joseon" pikir Jungki.
Selesai meminjam dua buku, Jungki menyerahkan lima uang koin pada penjaga buku. Dalam perjalanan pulang bersama teman-temannya, pasukan berkuda melintas menuju pasar. Dari pakaian yang dikenakan oleh pasukan itu, Jungki tahu bahwa mereka adalah prajurit istana.
"Jungki, ayo jalan kok diam?" Tegur Yong membuat teman yang berjalan di depan mereka ikut berhenti.
"Eum.. anu, ini buku ku ketinggalan satu. Aku harus kembali ke toko" alasan Jungki
"Apa? Perasaan buku mu kau simpan di dalam tas" tanya teman jungki
"Bukan yang itu, buku satunya. Ya sudah, kalian duluan saja. Aku akan menyusul" ucap Jungki seraya mendorong punggung Yong
"Eh eh ingat ya kau jangan pulang terlambat" kata Yong cepat
"Arasso... Aku pergi dulu"
Yong dan Ryujin saling tatap bingung melihat kelakuan pelupa teman sekamar mereka itu. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ke Sungkyunkwan.
Jungki melihat ada kerumunan di tengah-tengah pasar, ia lantas bergegas mendatangi kerumunan itu. Sebelumnya ia menurunkan topinya dan menutup wajahnya dengan kipas.
"Akan diadakan pesta rakyat, raja dengan penuh hormat mengundang rakyat Joseon" ujar seorang prajurit yang membaca isi pengumuman.
"Sial, Aku ketinggalan informasi" batin Jungki. Pria itu kemudian bertanya pada ibu-ibu yang berdiri di dekatnya.
"Maaf Bu, ini ada pengumuman apa ya?" Tanya Jungki berbisik sepelan mungkin
"Ooh berita gembira, raja baru akan menikah dan mengadakan pesta rakyat di depan istana selama tujuh hari tujuh malam" jawab ibu-ibu tersebut dengan wajah bahagia, sontak Jungki melotot dan hampir-hampir mengeluarkan suara keras.
"Menikah?! Kapan Bu?"
"Seminggu lagi"
Jungki mengangguk dan memfokuskan perhatiannya pada pengumuman yang dibacakan ulang oleh prajurit.
***
Hwang dan Kim Shik latihan pedang seperti biasa di halaman paviliun. Namun sering kali Hwang menerima sodokan dari Kim Shik akibat kurang berkonsentrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ayeong
FantasíaHidup tentramnya berubah ketika putra mahkota menikahinya. Satu demi satu kebusukan keluarga kandungnya terungkap. Termasuk niat melakukan kudeta pada raja. Kepada siapa putri mahkota Ayeong berpihak?