"Ayeong dieksekusi gantung pagi ini?" Kaget Kim Shik setelah mendengar laporan dari Dayang Choi.
"Benar, tuan. Ku mohon lakukan sesuatu agar Ayeong tidak mati sia-sia" mohon dayang Choi. Kim Shik berpikir keras.
"Tak ada jalan selain memberi tahu raja" gumam Kim Shik.
🍁
Kim Shik berlari menuju kamar Hwang. Ia begitu tergesa-gesa karena diburu oleh waktu.
"Yang mulia!" Ucap Kim Shik terengah-engah.
"Ada apa Kim Shik? Kenapa membuat keributan pagi-pagi begini?" Tanya Hwang kesal karena aktivitasnya menikmati cahaya matahari pagi terganggu. Kim Shik segera membungkuk hormat untuk meminta maaf.
"Ada hal penting yang harus yang mulia ketahui"
"Apa?" Gumam Hwang.
"Ayeong akan dihukum mati siang ini"
"Apa kau bilang? Ayeong? Kenapa?" Kaget Hwang dan buru-buru bangkit dari tempat tidur.
"Ayeong mengaku bahwa dialah yang menusuk yang mulia" terang Kim Shik.
"Omong kosong! Itu bohong! Di mana dia sekarang?" Marah Hwang.
"Prajurit bersama Ayeong telah berangkat menuju lapangan sejak subuh, yang mulia" ucap Kim Shik.
"Mworago?!" Murka Hwang tak percaya, jantungnya serasa ditusuk ribuan belati dalam waktu bersamaan. Hwang bergegas keluar dari istana. Ia meminjam kuda prajurit yang kebetulan lewat sehabis berpatroli. Tanpa menunggu pengawalan dari prajurit, Hwang memacu kudanya menuju lapangan. Tak peduli jika luka di perutnya memburuk.
Hwang melihat kerumunan orang di tengah lapangan. Serta seorang wanita dengan hanbok putih yang lusuh.
"ANDWEEEEE!" Teriak Hwang histeris ketika melihat wanita itu terjatuh dengan leher tersangkut tali tambang.
BRAK
Hwang jatuh dari kuda, kedatangannya mengejutkan ratu dowegar dan semua rakyat yang hadir.
"Hwang!" Pekik ratu shock melihat Hwang tersungkur dari kuda dan langsung berlari menghampiri Ayeong.
"Andwe! Lepaskan talinya. Lepaskan!" Histeris Hwang sembari memeluk erat kaki Ayeong.
Para prajurit di atas panggung nampak kebingungan karena ratu dowegar yang enggan mengabulkan permintaan putranya hanya diam.
"Potong talinya bodoh!" Maki Hwang murka, suaranya nyaris terdengar hilang tenggelam oleh Isak tangisnya.
Prajurit memotong tali tambang dengan pedangnya dalam sekali tebas, tubuh Ayeong pun lunglai ke pelukan Hwang.
"Ayeong, ayeong-ah. Bangun sayang, ayeong ku mohon bangun hiks hiks" Isak Hwang menepuk-nepuk pipi Ayeong berharap gadisnya itu membuka mata.
"Ku mohon... Ayeong, jangan tinggalkan aku. Jebal, ayeong bangun" histeris Hwang memeluk tubuh tak bernyawa Ayeong.
"Hwang, lepaskan dia. Kau tidak boleh menyentuh pengkhianat itu!" Teriak Ratu Dowegar dari atas panggung eksekusi.
"Kenapa kau lakukan ini, Ayeong? Aku tahu ini bukan salah mu" tangis Hwang mengabaikan ucapan ibunya, pria itu memeluk jasad Ayeong erat.
"Maafkan aku, aku terlambat. Maafkan aku, Ayeong. Ku mohon bangunlah, buka mata mu ku mohon..."
Ratu dowegar menatap Hwang marah dan pergi meninggalkan lapangan kembali ke istana.
"Yang mulia .." panggil Kim Shik prihatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ayeong
FantasíaHidup tentramnya berubah ketika putra mahkota menikahinya. Satu demi satu kebusukan keluarga kandungnya terungkap. Termasuk niat melakukan kudeta pada raja. Kepada siapa putri mahkota Ayeong berpihak?