(a/n)
lagu di media sebenernya kurang nyambung sama cerita ini, but that was the song i listened to while haluing this. walau liriknya ganyambung, tapi vibe nya dapet buat cerita dibawah imo. so.. enjoy ehe xxSebelum Yudha, aku nggak punya banyak teman laki-laki. My girl friends have bunch of guy friends, and thats as far as I can get to 'be friends with guys'. Aku nggak begitu tahu kenapa, tapi aku memang nggak terlalu berminat untuk berteman dengan laki-laki.
Terakhir aku punya pacar, dia memutuskan hubungan denganku karena katanya "Pacaran sama lo berasa nggak punya pacar. Lo risih kalau dikasih perhatian lebih, nggak pernah minta apa-apa, nggak pernah minta tolong. Bikin gue jadi ngerasa nggak berguna."
Padahal aku hanya nggak merasa ingin untuk minta tolong pada dia. Dan perhatian lebih darinya memang membuatku risih. Kalau sudah begitu, aku bisa apa?
Intinya, aku nggak pernah punya hubungan dekat dengan laki-laki selain ayahku, sebelum Yudha datang dengan segala kelakuan ajaibnya.
Yudha dan aku pertama kali bertemu sekitar lima tahun lalu, ketika kami berdua kuliah semester tujuh.
Singkatnya, waktu itu ada demo mahasiswa besar-besaran di depan kantor DPR. Ketika hari udah mulai malam dan kondisi sudah semakin kacau, aku terpisah dari rombongan kampusku, dari teman-temanku. Kemudian Yudha yang juga terlepas dari rombongannya menemukanku saat aku udah mulai panik karena nggak tahu harus mencari temanku di mana dan keadaan di sekitar tambah chaotic setiap menitnya. Dia membantu dan menemani aku sampai aku menemukan Lula, temanku.
Sejak saat itu, aku dan Yudha berteman baik. Teman laki-laki pertamaku. Yang kehadirannya selalu bikin pusing, tapi juga membuatku terhibur.
Me
Lo dimana? Gw udah di denny'sBabon
BENTAR GAIS
LAGI PARKIRIn case you wonder, iya Babon itu Yudha. Dan kami janjian makan siang hari ini, jadwal lunch date mingguan kami.
Nggak, aku dan Yudha nggak pacaran. Tapi si Yudha sableng itu selalu nyebut lunch bareng kami sebagai date, aku jadi ikut-ikutan.
Jujur, belakangan ini bertemu dengan Yudha jadi terasa sulit buatku. Sejak tiga bulanan lalu dia tanya, "Far, pernah suka sama temen sendiri nggak?" aku jadi kepikiran terus. Dan dengan sikapnya yang berubah jadi lebih manis padaku sejak pertanyaan itu, aku jadi tambah nggak bisa nggak mikirin dia terus.
Pikiran bahwa mungkin Yudha menyimpan rasa buatku, entah kenapa membuatku senang. Tapi ketika aku sadar bahwa Yudha punya banyak teman perempuan dan mungkin bukan aku yang dia maksud dalam pertanyaan itu, aku malah kepingin nangis.
Dan bisa jadi anak itu nggak bermaksud curhat, sih. Mungkin si gesrek memang lagi randomly kepikiran aja.
"CYIIIINNN YAAMPUN KANGEN BANGET UDAH LAMA NGGAK KETEMU!"
Jeritan heboh Yudha membuyarkan lamunanku. Bener-bener memang si gendeng, udah tua masih aja malu-maluin.
Lagian, apanya yang lama nggak ketemu, sih? Tiga hari lalu juga aku baru menemani dia datang ke pernikahan mantannya.
Nah, kejadian tiga hari lalu itu juga yang bikin perasaanku tambah nggak karuan.
"Eh, ada Mba Farah juga. Sekarang sama Mas Yudha, Mba?" tanya si mantan yang memang mengenalku sejak dia dan Yudha masih pacaran, ketika kami menyalaminya di pelaminan.
KAMU SEDANG MEMBACA
pieces
Romance-; oneshots for you ahgases. enjoy my gabutness and chaotic mind, hope this will somehow entertain you. i'll try to update as often as i can, bcs ur happiness is my priority ehe xx love, mil.