ghostin

18 5 8
                                    

(a/n)
biasa ya waa nyalain video di media for extra something (jujur ini extra something terekstra bcs lagunya nyelekit banget and that specific version is even more nyelekit than the original one). maaf ya ku update terus, klen pasti bosen HAHA. but writing these has been so therapeutic for me sooo. anw, enjoy xx

"Kamu harus makan, Ki.."

Gadis itu tak menggubris ucapannya, pun tidak menyambut uluran sendok penuh nasi dan lauk itu.

"Badanmu tambah kurus, aku nggak mau kamu sakit," ia terus mencoba agar manusia kesayangannya itu mau makan barang sesuap saja.

Terakhir kali Kiara makan adalah tiga hari lalu. Dan bisa dibilang, gadis itu hanya makan satu hingga dua kali dalam seminggu selama tiga bulan ini. Tubuh kecilnya terlihat tambah habis, pipinya kian tirus setiap harinya.

Yang sedari tadi acuh tak acuh akhirnya angkat suara, "Aku emang udah sakit, Jae."

Jaebum menghela nafas, meletakkan piring di nakas dan mengusap wajahnya. Ingin sekali rasanya ia menangis sekarang.

Hanya satu yang menahan air matanya dari berlinang; dirinya harus kuat untuk Kiara.

"Minum mau, ya? Ini ada air putih sama jus," Jaebum beranjak ke sisi lain tempat tidur, ke hadapan Kiara membawa segelas jus alpukat yang sudah disediakannya.

Bukannya bangkit duduk untuk meminum jus kental hijau yang disodorkan Jaebum, Kiara lantas berbalik dan kembali memunggungi pemuda itu. Enggan memandang wajahnya.

Wajah yang membawa terlalu banyak kenangan.

Melihat reaksi itu, Jaebum menundukkan kepalanya, menghela nafas perlahan. Suaranya nyaris bergetar ketika ia berujar, "Dia nggak akan mau lihat kamu begini, Ki."

Tiada balasan apapun. Hanya Kiara yang kian dalam meringkuk di balik selimutnya.

"Ki,"

"Toh, dia nggak lihat 'kan, Jae?"

Gelas itu dicengkeramnya, sepenuh mati membendung luapan emosi yang menyerangnya bertubi-tubi.

Lo harus kuat, Jae. Untuk Kiara.

---

Kiara tahu Jaebum mendengar ketika ia menangis. Setiap kali. Dan Kiara tahu, setiap tetes air matanya menghancurkan hati pemuda itu.

Jaebum selalu mengerti. Jaebum tak pernah meminta Kiara untuk berhenti menangis, pun tak pernah memintanya untuk baik-baik saja. Jaebum hanya meminta Kiara untuk tetap sehat, meski hingga kini hal itu masih belum juga bisa tercapai.

Tapi tak pernah sedetik pun Jaebum menyerah atas Kiara. Pula tak pernah terpikir untuk meninggalkannya. Seakan dirinya sejak awal dicipta Tuhan hanya untuk menjaga Kiara, melindungi gadis yang kini dalam kondisi terapuhnya.

Sangat baik tidak cukup untuk menggambarkan sifat Jaebum. Ia jauh di atas sangat baik. Jaebum laiknya malaikat, dan Kiara sadar itu.

Namun ia masih hancur. Kepergian Jackson mengisap habis segenap kekuatan dan harapannya.

Kiara tahu, Jaebum harus melalui semua ini karenanya. She put him through more than one ever should. Namun hanya Jaebum yang dimilikinya sekarang, meski memandang wajah itu saja Kiara tak mampu.

Ia, Jackson dan Jaebum adalah sahabat karib sejak mereka SMA. Lebih dari itu, mereka seperti keluarga. Jackson dan Jaebum layaknya dua kakak lelaki yang tak pernah Kiara miliki.

Kemudian Kiara dan Jackson saling jatuh cinta. Ketika mereka memutuskan untuk menjalin hubungan istimewa, Jaebum terlihat turut berbahagia untuk kedua manusia terpenting dalam hidupnya.

piecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang