Lima hari setelah aku mengisi teka-teki silang itu, aku mengalami beberapa insiden aneh.
Teman-temanku mulai menjauhiku.
Orangtuaku semakin sering bertengkar.
Dan aku dikejar anjing tetangga setiap berangkat sekolah.
Muak? Tentu saja.
Tak ada yang bisa aku jadikan sandaran kali ini. Orangtuaku sibuk pulang-pergi ke luar negara demi mencari nafkah.
Sedih? Itu pasti.
Aku benar-benar merasa sendirian. Hampa. Pernah sesekali aku ingin mencoba bunuh diri, tapi masih sayang nyawa.
"Nora? Apa benar itu namamu?"
Aku tersentak. Suara siapa itu? Siapa yang berani masuk rumahku tanpa izin?
"Berbaliklah."
Suara itu berasal dari belakangku. Aku mengusap kasar air mataku kemudian membalikan posisi tubuhku yang tengah duduk di ranjang.
"Hai?"
Ternampaklah sosok berjubah hitam yang tengah melambaikan tangannya padaku.
"S-setan! Ada setan!" latahku spontan menyeret tubuhku ke belakang.
"Setan? Pfft," Sosok itu melepas tudung jubahnya, hingga menampakan parasnya yang lumayan dengan rahang kokoh terkekeh kecil, "Apa aku terlihat seperti itu?"
"Kalau begitu ... kau pasti malaikat maut!"
"Matamu!" Pemuda di hadapanku memijit pelipisnya sejenak, "Bakalan sulit nih."
"Namaku Lunar. Aku ... sudah lama terjebak di kertas TTS itu. Terimakasih telah membebaskanku," Lunar tersenyum tipis, "Dan ya ... Maaf soal masalah-masalah yang kau alami beberapa hari ini."
"Jadi kau dalangnya?" tudingku dengan kedua alis bertaut.
"B-bukan begitu!" Lunar menggaruk tengkuknya, "Aku ini ... Malaikat kesialan. Untuk mengabulkan permintaanmu yang tidak masuk akal itu, butuh beberapa kejadian sial yang harus kau alami."
"Dasar malaikat sial, kurasa aku jadi tau mengapa kau terjebak di kertas itu."
Lagi-lagi Lunar terkekeh, "Hey, sudah siap pergi ke dimensi lain?"
"Eh?"
°•°•°•°
Bruk!
Aku mengelus pantatku begitu keluar dari portal karena jatuh terduduk. Meringis seraya menatap tajam malaikat kesialan di hadapanku, "Bisa tidak kau membuatku keluar dari portal dengan cara yang lebih beradab?"
Lunar hanya tertawa mendengar protesku, "Oke, sekarang aku ingin menjelaskan tentang dunia ini padamu."
"Ha?"
"Disini adalah dunia antara bangsa Elf dan Demon bermusuhan. Kamu adalah seorang pemanah terbaik disini. Mereka menyebutmu dengan sebutan Nora Archer, dan kau—"
"A-apa? Bangsa elf?!" Aku memekik tidak terima. Sudah susah payah lari dari kesialan yang menimpa dan Lunar menempatkanku ke dunia antah berantah, "Kita ini salah server tau!"
"Tidak, kita ada di server yang benar," koreksi Lunar, "Tentu saja aku tidak akan membawamu ke dunia para malaikat karena itu berisiko, jadi ya beginilah. Tenang, kamu akan bertemu banyak teman baru disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Refleksi
FantasyRasanya sangat aneh ketika terbangun di tempat yang tak dikenal. Dianggap sebagai orang lain, dari situlah Nora memulai hidup barunya. Nora tidak menyangka, sebuah tindakan kecil dapat mengubah kehidupannya yang ia kira tidak berarti.