8. Kepercayaan

22 2 3
                                    

"Tidak."

Aku hanya bisa diam mendengarkan Lionel yang tengah berdebat dengan Lunox. Land of Magic, twilight orb, bright orb, istilah itu membuatku sakit kepala.

Aku pun memutuskan keluar untuk menghirup udara segar. Seperti biasa, pepohonan, suara jangkrik, dan semak-semak. Kuakui, ini lebih baik daripada udara polusi di dunia nyata.

"Jadi, kau mulai betah di sini."

Lantas aku langsung mengalihkan perhatian ke sumber suara. Benar, itu Lunar. Sudah berapa lama ia tiduran di halaman rumah Lionel?

"Portal antar dimensi telah kembali terbuka. Kau tidak ingin pulang?"

"Kalau aku pulang ... Apa Nora Archer yang sebenarnya akan kembali?"

"Mungkin?" Lunar menjawab ragu.

Aku pun duduk di sebelah Lunar sembari memainkan rumput yang bergoyang, "Huft ... Dunia ini membingungkan."

Lunar mengeluarkan gelembung memori dari kantongnya lalu melemparnya ke udara. Aku hanya diam melihat gelembung itu terus terbang ke atas dan menghilang.

"Itu ingatan Nora Archer."

"Dan kau membuangnya?"

"Sebenarnya aku telah meletakan satu gelembung memorinya padamu." Tatapan Lunar beralih ke arahku, "Ingatan terburuk miliknya."

"... Nora Archer yang arogan telah musnah. Kau adalah penggantinya."

"Mengapa aku?"

"Kau yang meminta."

Aku menyirit, "Kapan?"

"Satu hari yang lalu. Katanya kau menginginkan sihir."

"Tapi yang tidak seperti ini!" Bantahku, "Dunia yang sama sekali tidak aku ketahui. Bagaimana caranya berinteraksi jika orang-orang di sini telah mengenalku lebih dulu?"

Lunar terkekeh, "Aku membawamu ke dimensiku. Tidak mungkin aku membiarkanmu ke sini dengan wujud manusia."

•=•=•=•

Blaze membuat sebuah percikan dari jarinya. Jari telunjuknya berputar menyentuh pasir, menciptakan tornado kecil dari sana.

Perlahan, tornado itu mulai membesar. Blaze melangkah mundur, ia membungkukkan tubuhnya ketika sebuah bola kristal muncul dari tornado pasir itu.

"Wah, wah, lihat, Siapa yang memanggil."

Queen Alice, ratu dari klan Demoniac itu tersenyum sinis melihat Blaze dari balik kristal.

Blaze menutup matanya sembari menghela napas, "Aku menerima tawaranmu. Aku akan segera membawa gadis itu ke sana."

"Pilihan yang bagus. Kupegang kata-katamu." Queen Alice tersenyum miring, "Bawa dia kemari besok."

"B-besok?" Blaze terkesiap mendengarnya.

"Ya, besok. Atau perjanjian kita dibatalkan."

"Baiklah. Aku akan berusaha."

•=•=•=•

Dimana Blaze? Aku sudah mencarinya di setiap sudut rumah Lionel tetap saja tidak ketemu. Apa dia pergi ke kolam Flame Purify lagi?

"Nora!"

Aku mengalihkan perhatianku pada Lunox, "Hm?"

"Kau melamun." Lunox tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya, ia meletakan sebuah bunga yang disusun rapi membentuk mahkota di atas kepalaku.

Aku hanya bisa mendengus melihat perlakuan Lunox. Sekarang kami berada di perbukitan bunga yang tak jauh dari rumah Lionel.

"Kau tau?" Lunox memetik bunga anyelir dan menyusunnya, "Tiga abad yang lalu terjadi perang besar antara klan Demoniac dan Blossom Empire."

"Perang? Karena apa?" Tanyaku tertarik.

"Kedua klan itu memperebutkan kekuatanku." Lunox terkekeh manis, pandangannya tak lepas dari bunga anyelir di tangannya, "Twillight orb dan bright orb. Kedua bola itu memiliki kekuatan yang sangat besar jika kau memilikinya."

"Kudengar twillight orb milikmu telah dirampas. Apa yang akan terjadi setelah itu?"

"Tentu saja akan muncul ambisi untuk menguasai Land of Magic," kulihat Lunox menyeringai kecil, "Penyiksaan, perbudakan, dan kesengsaraan. Tiga kata itu akan melekat pada Land of Magic jika Queen Alice turun tangan untuk berperang."

"Kau bisa mencegahnya kan? Kau kan pemilik kedua bola itu. Kau bisa, kan?" Pintaku sedikit ragu.

Lengkungan sudut bibir Lunox sirna, "Tidak. Twillight orbku telah dicuri. Aku tidak bisa mengendalikan klan Demoniac tanpa itu."

"Apa tidak ada cara lain?"

"Ada." Lunox meletakan bunga anyelir itu di pangkuannya. Ia mengatupkan kedua tangannya di depan bibirnya, membisikan sesuatu di dalamnya hingga mengeluarkan sebuah cahaya kuning terang dari sana

"Apa itu?"

"Bright orb."

Aku menyirit, "Untuk apa kau mengeluarkannya?"

Lunox menyodorkan bola bersinar itu, bright orb kepadaku, "Ambil ini."

Aku menyembunyikan keduanya tanganku, "Tidak mau!"

"Kenapa? Kau bisa menguasai seluruh tanah Blossom Empire dengan ini."

"Blossom Empire?"

"Ya, kerajaan yang memimpin kerajaan-kerajaan kecil di bawahnya. Jika kau memiliki bright orb ini, nasib mereka ada di tanganmu." 

"Itu terdengar seperti aku akan dibebani oleh tanggung jawab yang lebih besar."

"Dasar! Lalu apa tujuanmu hidup, huh? Makan, buang air, dan tidur? Ayolah, kau ini butuh petualangan."

Bright orb itu melayang di atas tangan Lunox. Aku penasaran bagaimana fungsinya. Bagaimana bisa benda sekecil itu mampu mengubah dunia?

"Baiklah." Aku menerima bright orb itu. Ketika aku hendak menyentuhnya, cahayanya lebur tanpa bekas.

"I-itu bukan salahku!" Seruku cepat, menatap Lunox yang tengah menatap geli padaku, "Kenapa kau malah memandangku seperti itu?!"

"Bright orb itu telah menyatu dalam dirimu."

Oke selain jiwa Nora Archer, benda aneh itu juga menyatu di tubuhku. Apa aku ini semacam benalu, ya?

"Bagaimana caranya menggunakan bright orb itu?"

"Gunakan caramu sendiri. Dengar, aku lebih mempercayaimu daripada Lionel. Jangan beritahu siapapun termasuk Blaze. Aku ingin kau merahasiakan ini."

"Baiklah."

★★★

RefleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang