Malam ini Ardan dan Yasep mengajak Adena untuk jalan jalan, sebenernya tidak ada niatan untuk pergi malam ini, hanya saja ia iba melihat adiknya muring seketika. Kalian ingat? Ketika Farel pulang. Adena langsung engan makan, dan ia hanya diam dengan tatapan kosong. Kedua kakanya yang melihat itu pun lantas mengajak adiknya itu untuk jalan jalan agar melupakan itu semua. Dan disinilah mereka di pusat jajanan , memang di daerah Adena selalu ada macam macam kuliner yng tersedia. tidak hanya kuliner, ada penjual baju, sepatu, dan macam macam lain nya. Tempat ini seperti pasar malam hanya saja tempat ini tidak ada semacam wahananya.
Kini Adena dan kedua kakanya itu sedang berada di pejual pedagang seblak kaki lima.
"Makanya jangan terlalu pedes!" Kesal Ardan. Saat melihat adiknya kepedasan, Gimana tidak kesal? Ia sedari tadi sudah memperingati adiknya ini supaya tidak pedas, malah pedas. Ya namanya juga Adena kan keras kepala bukan?
"Enak nya ini seblak." Ucap Yasep. Sambil sesekali menyuap sesendok seblak kedalam mulutnya.
"Iyalah enak, ini mah langanan ardan ama si neng bang." Timbal Ardan. Memang benar tempat ini langanan keluarganya, rasanya sangat enak, harganya pun murah tidak menguras kantong dan di tambah tempat makan nya pun nyaman. yasep memang baru pertama kali ke tempat ini.
"Bang, Aa, abis ini beli yuk kentang goreng yang di sebelah sana." Ajak Adena sambil menunjuk tempat pedangan kentang goreng tersebut. Ardan dan Yasep hanya pasrah dan mengangukan kepalanya.
Setelah selesai memakan seblak tak lupa juga di akhiri dengan meminum es jeruk. Mereka kini berjalan menuju tempat penjualan kentang goreng. Kini posisi mereka, Adena di depan, sedangkan Ardan dan Yasep mengikuti Adena dari belakang.
Adena asik berjalan sesekali bersenandung kecil, Ia melihat ke kanan kiri, banyak sekali orang orang yang memperhatikan ke arahnya, lantas Adena pun mengikuti arah mata orang orang yang sedang memperhatikan kedua kakanya secara terang terangan.
Adena kesal, sangat kesal. Kakanya ini sangat tampan malam ini, bagaimana tidak tampan Yasep memakai pakaian celana sampai atas lutut dan juga kaos berwarna biru dongker yang memperlihatkan otot ototnya, tak jauh beda Ardan pun memakai celana hitam sampai lutut dan memakai kaos putih yang nenampilkan otot ototnya juga. Sedangkan Adena? Ia hanya memakai baju tidur dengan gambar Keroppi ( gambar kodok) . Tapi ia terlihat mengemaskan.
" APA KALIAN LIHAT LIHAT!" Sewot Adena sambil berkacak pingang.
Lantas orang orang yang tadi sedang memperhatikan ke arahnya pun, langsung membuang mukanya." Neng!" Tegur Yasep. Ia malu sekali dengan tingkah laku adiknya ini. Seperti tidak di didik saja pikirnya.
"APA KALIAN LAGI LIHAT LIHAT!"
"INI LAGI NGAPAIN LIHAT LIHAT!"
"KAMU LAGI TANTE GIRANG! NGAPAIN LIHAT LIHAT!" Adena terus saja mengoceh tak jelas sambil menatap tajam ke arah yang sedang melihat ke arahnya. Sedang kan Ardan dan Yasep jangan di tanya lagi, mereka malu sangat malu. Bahkan mereka berdua pura pura memainkan ponselnya.
"Baru lihat kalinya, Bidadari turun dari bumi. Resiko jadi bidadari ya gini, banyak yang ngehujat! Kalo mau minfa foto ya minta foto aja kali, pake malu malu segala! Padahal kan Neng itu baik hati, bahkan Neng udah nolong orang banyak tapi Neng gak pamer, paling cuma iseng upload di Wa!" Cerocos Adena tidak tau malu.
"Neng jaga sikap!" Geram Ardan yang sedari tadi ia hanya diam. Lantas Adena langsung cemberut karna tidak suka dengan ucapan kaka nya ini.
Tak lama mereka sampai ke tempat yang Adena ingin kan ke tempat penjual kentang goreng.
"Bapak, abang, mas, oppa, assalamualaikum." Ucap Adena kepada sang pejual. Sedangkan si penjual tersebut membalas salam adena tak lupa juga dengan tersenyum menanggapi sikap Adena.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN LOVING AND LETTING GO ( antara mencintai dan merelakan)
Teen FictionAku jenuh jika terus jatuh cinta sendirian. Sementara kamu, tidak pernah memahami arti dari tatapan ku setiap aku melihat wajah teduhmu. Mungkin kamu memang tidak pernah menyadari bahwa ada luka di hati seseorang yang selama ini menaruh hati kepadam...