Kamu tahu, tatkala fajar
Yang kutunggu, ialah sinar.
Tatap matamu yang berbinar,
Kian menunjukkanku jalan yang benar.Kamu tahu, saat siang
Yang kunanti, ialah riang.
Gelak tawa yang cemerlang,
Lembut suaramu, menuntunku menuju gemilang.Kamu tahu, begitu senja
Yang kuharap, ialah dirimu yang tak lagi bermuram durja.
Sebab gores luka,
Yang ku sayat tanpa sengaja.Kamu tahu, tatkala malam
Aku berdoa, supaya parasmu tak lagi muram.
Sebab aku takut, gembiramu kian tenggelam,
Membuat api semangatku berangsur padam.Sepanjang waktu, dari setiap dentangnya,
Bisik - bisik hatiku hanya tentang bahagiamu.
Sepanjang hari, dari setiap teriknya,
Bising dikepalaku isinya gema tawamu.Kamu yang senang berjuang untukku,
Tak peduli seberapa sering meradang hatimu.
Kamu yang abdikan keringat darah pada setiap langkah,
Tanpa acuh pada aku yang sering dipeluk amarah.Bukan mitos, atau legenda,
Jika kamu dengar kalimat di pasaran sana,
Perihal bahagiamu ialah bahagiaku,
Sebab semuanyalah nyata,Bahwa bait doaku topiknya ialah kamu,
Bahwa hatiku memeluk erat namamu,
Bahwa hidupku, berputar pada duniamu,Ibu.
Pengasingan,
28 April 2020.