Tuan kesepian,
Hati lembutnya merindu kawan.
Sama sepertiku, ia bodoh dalam mengungkapkan.
Berakhir meringkuk, tenggelam dalam kenangan.Waktu bulan terjaga,
Tuan mencari kertas 'tuk bercerita.
Menoreh kata terbata - bata,
Sendu sebagai pena, rindu jadi tintanya.Tuan tak suka puisi seperti aku suka Nirmala,
Ia rangkai aksara sesulit membangun kembali Hiroshima.
Tuan tak ada minat pada diksi,
Asal saja sambar kata, pantas sukar dipahami.Aku ulurkan tangan, Tuan malah menatapnya segan.
Lama - lama aku mengantuk, jadi aku katakan,
Nanti, kalau Tuan butuh bantuan tinggal tepuk bahuku tiga kali.
Biar Tuan ku bantu berdiri.Pengasingan,
6 Mei 2020. Diketik di tengah kantuk.