My Hot Uncle

MY HOT UNCLE | Part 7 - Anastasya

Your vote & comments really means a lot to me🦋♡

■

"Oh Tuhan, Stella! Aku tidak jahat! Kau bahkan tidak tau membuat scrambled eggs? Lalu apa yang bisa kau lakukan?!" Dominic menyalakan keran air pada bak cuci dan berbalik menatap Stella dengan tatapan kesal, marah, dan kecewa.

Stella benar-benar marah. Memangnya dia pikir dia siapa? Lelaki itu seharusnya hanya mengawasinya bukan menghinanya.

"Kau tidak punya hak untuk menghinaku, Uncle!" teriak Stella. Air matanya sudah membanjiri pipinya. Stella benci menangis ketika dia sedang marah.

Stella langsung saja berjalan keluar dari dapur dan langsung masuk ke kamarnya. Stella benar-benar benci Dominic yang membentaknya karena sesuatu yang ia tidak bisa lakukan. Dia sudah memperingati Dominic di awal, dan lelaki itu tidak mau mendengarnya.

Stella duduk di ranjang, masih terisak. Dia lapar, tetapi dia tidak ingin turun ke bawah dan bertemu Dominic lagi. Stella benar-benar marah dengan Dominic.

■■

MY HOT UNCLE | Part 7 - Anastasya

Playlist : Taylor Swift - Wildest Dreams

■■■

Dominic masih belum bisa percaya bahwa Stella tidak bisa memasak, sama sekali. Ketika Stella memberitahunya bahwa dia tidak bisa memasak, Dominic berpikir positif, mungkin setelah Stella menonton beberapa video tutorial di Youtube Stella bisa memasak sesuatu yang mudah. Scrambled eggs contohnya.

Tetapi tidak.

Stella malah hampir membakar dapurnya. Dominic sama sekali tidak khawatir dengan dapurnya, Dominic khawatir dengan Stella. Bagaimana kalau dia tidak ada disana untuk menyelamatkannya?

Dominic merasa sangat bersalah telah membentak Stella. Dominic sangat marah, seharusnya Stella lebih berhati-hati terutama ketika memasak.

Dominic kemudian menaruh pancake blueberry yang baru saja ia buat ke piring, lalu menuangkan orange juice di gelas kaca. Dominic tidak pernah menyiapkan sarapan untuk siapapun selama hidupnya. Hanya Stella.

Dominic tidak tahan melihat air mata Stella, sesuatu di dalam dirinya memberontak. Seharusnya dia bisa mengerti. Stella tidak terbiasa dengan semua ini.

Dominic ingin meminta maaf, tetapi Stella sudah berlari keluar dari dapur.

Dominic kemudian membawa nampan makanan ke kamar Stella. Walaupun Dominic marah dengan kecerobohan Stella, bukan berarti ia membiarkan gadis itu kelaparan.

Pintu kamar Stella terbuka. Dominic mengetuk pintu itu sebanyak dua kali, tetapi tidak ada balasan sama sekali. Dominic kemudian mendorong pintu tersebut. Tidak ada siapapun disana.

"Stella?!" Dominic mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Mungkin saja Stella ada di kamar mandi. Tapi tidak. Pintu kamar mandi terbuka lebar. "Stella, kau dimana?"

Sebenarnya dimana gadis itu berada?! Dominic memutuskan untuk turun ke bawah, mungkin saja gadis itu di ruang tamu, tetapi nihil. Lagi-lagi tidak ada siapapun. Dominic menghembuskan nafas berat dan berjalan menuju halaman belakang untuk mengecek kolam renang.