Sekolah Menengah Akhir # 2

36 10 0
                                    

   Akhirnya masa orientasi hari pertama di SMA ku mulai.
   Yang pastinya masa orientasi SMA berbeda dengan SMP, dan lebih berat SMA tetapi lebih berkesan di SMA, demi apapun itu orientasi SMA lebih menyenangkan.
   Saat itu aku bukan lagi termasuk siswa unggulan karena yang masuk ke SMA ini banyak sekali murid-murid berprestasi saat SMP nya, kemudian saat aku baris, aku bertemu teman ku yang waktu itu sama-sama ikut lomba jurnalistik ditingkat nasional
namanya Juwita, aku panggil dia Juju karena awal kenal dengan Juwita dia yang mau di panggil Juju.
   Setalah 2 hari dalam Orientasi SMA,
Aku melihat demo ekstrakulikuler seru sekali, setiap eskul menawari murid baru ke depan untuk menjawab pertanyaan dan pastinya diberi hadiah, menurutku orang-orang yang ke depan adalah pelawak, karena jujur dari awal sampai akhir lucu-lucu sekali tingkahnya, dan disaat demo ekstrakulikuler Jurnalistik tampil, ketua nya bukan memberi pertanyaan melainkan menyuruh anggota jurnalistik saat SMP nya untuk maju kedepan

"Adik-adik kaka mau tanya, di SMP kalian ada ekstrakulikuler Jurnalistik nggk?" Ujar si ketua yang memakai mic

"Ada" semua murid menjawab
Dan ada yang menjawab
"Tidak"

" Oke kalau gitu kaka minta yang anak Jurnalistik saat SMP nya maju ke depan, acungkan tangan saja"

Dan aku melihat ke arah kiri, tangan Juwita mengacung

"Oke  sini kamu de"

Saat Juwita ke depan murid-murid memberi tepuk tangan, biasa apresiasi

Juwita pun diberi pertanyaan oleh si ketua Jurnalistik

"Ada lagi yang mau ajak tidak?"

"Ada" Juwita menjawab dengan nada Percaya diri

"Coba panggil"

"Meldi dari SMPN 5"

Aku pun kaget dan jantungku mulai berdetak kencang gara-gara Juwita, padahal yang aku harapkan saat SMA saat masa orientasi aku tidak mau lagi maju ke depan hanya satu saja saat orientasi saja, kenapa harus terjadi lagi

"Ayoo Meldi maju ke depan, yang mana nih"

"Berdiri aja" ucap salah satu rekan si ketua

Semua orang pun mencari-cari, akhirnya akupun berdiri karena kejadian seperti ini.
  Dan saat aku berdiri, semua tatapan mata langsung tertuju padaku dan memberi tepuk tangan, akhirnya aku pun ke depan

"Oh iya ini dia Meldi"

Aku pun menghampiri Juwita dan berbisik

"Nyebelin kamu nyebelin, percuma tadi aku cerita ke kamu"

"Hehe maaf Mel"

"Ada lagi yang mau ke depan" ujar si ketua

Ada yang mengacungkan tangan dan dia laki-laki

"Okey akhirnya ada laki-laki juga ya"

"Kita mulai aja ya"

Awalnya kami perkenalan dan ditanya-tanya saja prestasi kami di Jurnalistik apa saja dan yang paling banyak adalah aku, kemudian kami ditanya satu-satu menjelaskan apa jurnalistik itu, ketika bagian murid laki-laki namanya Erdin, saat bagian dia, semua orang salah fokus malah melihat resleting celananya yang katanya membuka jelas membuat semua orang tertawa aku dan Juwita pun ikut tertawa, dan Erdin dengan santainya mengatakan

"Bilangin siah ke ibu aku"

Ke 2x nya semua orang tertawa oleh dia

Beres sudah, kami pun disuruh duduk kembali dan tim jurnalistik melanjutkannya demo nya, saat aku duduk kembali ,teman di sebelahku akhirnya mengajak ngobrol.

back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang