Sebuah Piagam Kenangan #5

12 4 0
                                    

Aku bingung saat Ridan menelponku kembali, tetapi aku teringat sesuatu yaitu kata-kata dari ka Restu.
  Aku pun segera mandi dan sholat untuk memperlancar hari.
   Sesudah mandi aku merasa lelah sekali, rasanya ingin tidur dengan waktu 12 jam tetapi saat aku diambang - ambang mengantuk , si menyebalkan kembali menelponku , tidak lain dia adalah Tian.

"Melll"

"Waallaikumsalam"

"Ya kali aku ngomong assallamuallaikum"

"Siapa yang suruh coba?" Ujar ku sembari kesal

"Yauda jangan kesel terus, intinya sekarang aku nelpon aku minta bantuin pr matematika"

Aku pun kesal sekali disaat sedang lelah, Tian malah meminta bantuan

"Jawab woi Mel"

Aku pun tidak tega melihat Tian yang nanti nya akan bodoh selamanya

"Yauda aku tolong"

"Asikk makasih mell"

Selama 1 jam mengobrol di telepon aku mengajari Tian.
Rasanya jika ditahun sekarang mungkin akan lebih praktis saat teman menanyakan tugas, karena adanya video call tapi saat taun itu belum ada sama sekali yang namanya video call.

Dan sesudah mengerjakan pr Tian , Tian menanyakan kondisi ku

"Lagi galau ya mel?" Ujar Tian

"Ga"

"Pasti udah putus sama si Ridan"

"Terus kenapa"

"Oh gitu, sekarang tanpa cerita ke aku ya Mel"

"Ya mana bisa aku cerita, ribet tau ga hidup aku sekarang" ucap ku

"Eitss, jangan ngomong gitu Mel, galau boleh, ga bersyukur jangan"

Aku pun terdiam

"Inget Mel, selama kamu hidup kamu harus ketemu sama sifat - sifat manusia"

Seketika aku tertawa karena Tian lucu sekali

"Apasih"

"Jangan ketawa Ra, aku ngasih tau ga bercanda loh"

"Orang lucu gitu kata - katanya "

"Yauda aku mau bercanda terus ke kamu"

"Terserah" ucap ku

"Ceritain woy" jawab Tian

"Yaudah nih aku ceritain, awas motong cerita pas aku lagi ngomong!"

"Iya ga akan Mel"

Akhirnya aku pun menceritakan kepada Tian , bagaimana aku bisa berakhir hubungan dengan Ridan dan Tian hanya menjawab

"Kasihan"

Kalian bayangkan sendiri, aku bercerita selama setengah jam dan dia hanya menjawab satu kata

"Bener - bener ya tan"

Karena aku kesal, aku pun mematikan langsung telepon nya.
Tetapi beberapa menit kemudian Tian mengirim pesan yaitu

"Ra , kamu lagi PMS ya?" Ujar Tian

Aku pun tidak membalasnya

Tetapi,karena pesannya sudah dibaca, jadi dia langsung menelpon ku, aku pun angkat teleponnya , karena aku ingin tau , apakah Tian ingin meminta maaf atau tidak

"Apasih?" Ucap ku sambil kesal

"Terakhir datang bulan kapan kamu?"  Ujar Tian

Biar ku perjelas sedikit lagi tentang Tian , Tian memang benar - benar laki-laki menyebalkan, untuk apa coba menanyakan hal seperti itu?"

"Ha?" Aku pun menjawab kebingungan

"Nih ya Mel, kamu itu bentar lagi mau datang bulan" ucap Tian

"Dan terus?"

"Ya makanya, kamu harus inget - inget lagi, terakhir kapan datang bulannya?"

"Hubungannya apa Tan?!

"Aku takut kamu , mutusin Ridan karena amarah bukan karena hati kamu, karena kamu lagi pms kamu ga bakal ngerasain hal yang lain, yang kamu rasain tuh cuman perasaan sendiri kamu doang, yang lain mah ga kamu peduliin"

Aku pun terdiam setelah Tian menjelaskan

"Ga ko, aku mutusin Ridan emang karena hati"

"Baguslah Mel"

"Pasti tan"

"Lagian tenang aja kalo kamu jomblo, orang banyak yang suka sama kamu"

"Tumben kamu puji aku"

"Ada lanjutannya, meskipun kamu cewe terjorok dari seluruh dunia"

Tian memang benar - benar menyebalkan

Aku pun dilanjut mengobrol dengan Tian , sampai larut sekali.
Kami bercerita selama kami disekolah seperti apa.

Dan akhirnya aku pun mengantuk

"Tan, aku ngantuk"

"Tidur lah, aneh"

"Ya aku bilang dulu lah, aneh banget sama kamu, harus banget main kasar ya"

"Bercanda tadi nyonya " ucap Tian

"Aku tidur"

"Mimpi indah nyonya yang lagi PMS"

Tian pun langsung mematikan teleponnya.

Aku pun tiba - tiba berfikir , kalau Tian tidak peduli pulsa nya terkuras banyak sekali saat menelpon ku, tetapi Tian memang baik, dia tidak pernah hitungan kepada teman baiknya.

Aku pun mengambil posisi untuk tidur pulas, karena besok hari Minggu yang dimana ,aku diam dirumah untuk mengerjakan tugas dan mempersiapkan sekolah untuk hari senin.

back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang