PART8

27.3K 1.3K 36
                                    

Saat ini mereka semua menatap Kia dengan tersenyum. "Terima kasih, sudah menolong istri ku."ucap Satria dengan tulus.

"Iya, sama-sama. Sudah tugas kita sebagai manusia harus saling tolong menolong"ucap Kia dengan tersenyum sangat manis

Satria yang melihat senyum itu menegang,mengapa senyumnya sangat mirip dengan putranya dan kalau dilihat lihat wajah nya juga memang sedikit mirip jika dilihat dari mata,hidung serta senyumannya."Kamu memang anak yang baik"ucap Satria

"Haha bapak bisa aja deh"ucap Kia dengan terkekeh.Adam pun yang melihat senyuman Kia terasa familiar.

"Maaf, nak. Kalau boleh tahu siapa nama mu?"tanya Adam kepada Kia.

Kia pun langsung mengalihkan pandangannya kepada Adam."Tentu saja. Nama saya Azkia Ratu Aprilia, kalian bisa memanggil ku Kia."ucap Kia dengan tersenyum.

"Sepertinya saya pernah mendengar nama mu tapi dimana yaa saya lupa."ucap Adam dengan tertawa pelan mungkin faktor U. Dan Kia pun tersenyum. "Ah benarkah tuan?"ucap Kia dengan sopan.

Tentu saja nama Kia terdengar familiar, karna Kia merupakan CEO disebuah perusahaan yang cukup terkenal. Nama Kia memang terkenal diberbagai kalangan pengusaha tapi mereka tidak mengetahui seperti apa wajahnya.

"Jangan memanggil ku seperti itu panggil saja aku dengan sebutan kakek."ucap Adam. "iya, baiklah tu- eh maksud saya kakek hehe"ucap Kia dengan canggung.

Adam yang mendengar dirinya dipanggil kakek oleh Kia hati nya tiba tiba terasa menghangat. "Nama mu sungguh indah."ucap Linda tiba-tiba dengan memandang Kia.

"Terima kasih"ucap Kia

Seketika semua nya terdiam dengan pikiran masing masing sedangkan Kia tibatiba teringat dengan sekolahnya dirinya sudah sangat terlambat.

"Ya ampun, gua kan harus kesekolah hari ini ada ulangan harian nya sih botakn"ucap Kia dengan menepuk jidatnya menggunakan telapak tangannya yang baru saja diobati dan karna tepukanya yang cukup kuat membuat darahnya mengalir lagi.

"Ya ampun sayang tangan mu berdarah lagi."ucap Linda dengan refleks memanggil Kia dengan sebutan sayang.

Linda pun langsung memegang tangan Kia dan memeriksanya serta membersihkan darahnya yang kembali keluar. Kia pun merasakan sesuatu dihatinya yang menghangat saat Linda dengan telaten membersihkan darah yang kembali keluar dari tangannya menggunakan kapas.

"Tangan kamu kan masih sakit jangan  banyak gerak dulu."ucap Linda seperti mengomeli sang anak

Adam dan Satria terdiam melihat perilaku Linda kepada Kia.

Dan saat Satria sedang melihat interaksi tersebut penglihatan Satria tak sengaja kepada bandulan kalung yang digunakan oleh Kia dan lagi lagi Satria menatap Kia dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kalung itu! Kalung yang sama yang aku pakaikan kepada putri ku apakah dia putri ku-batin Satria

"Eh, udah bu saya nggak papa."ucap Kia dengan canggung. "Gak apa-apa gimana, tangan mu berdarah lagi sayang."ucap Linda.

Linda pun langsung terdiam saat menyadari ada yang salah dengan ucapannya. "Maafkan, saya telah memanggil mu seperti itu."ucap Linda dengan menatap Kia takut jika Kia akan marah kepadanya karna telah berbicara seperti itu.

"Tidak! Tidak apa-apa, kok Bu. Saya justru senang kalau ibu memanggil saya dengan sebutan sayang."ucap Kia dengan tulus.

Yaa entah kenapa Kia merasakan kehangatan saat Linda memanggil dirinya sayang seperti itu.

Dan usapan lembutnya saat membersihkan darah yang mengalir membuat hati Kia menghangat seperti merasakan usapan seorang ibu.

Setelah selesai membersihkan kembali darah yang tadi sempat keluar lagi tangan kanan Kia saat ini sudah diperban menggunakan kain kasa.

RATU(Possesive Brother's) [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang