Pagi itu terasa lebih hangat. Terbukti dari para pejalan kaki yang tak membutuhkan syal mereka lagi. Mereka semua berjalan dengan tenang dibawah sinar mentari yang samar-samar menampakkan diri. Akhirnya, setelah menanti mentari begitu lama, musim semi hampir dimulai.
Sedih rasanya harus berpisah dengan musim dingin. Meskipun terkadang salju terlihat menyebalkan, tapi salju tak selalu demikian. Salju bukan berarti membuat suasana menjadi sedingin sentuhannya. Justru bagi dia, Na Jaemin, salju menjadi musim paling hangat dibandingkan musim apapun.
Karena hari itu, di malam salju pertama turun.
Jeno melamarnya. Lelaki itu berjanji sehidup semati akan selama bersama Jaemin sembari berlutut dan menyematkan cincin di jari manisnya. Kala mengingat hari itu, Jaemin jadi tak bisa menahan senyumnya. Seperti sekarang, sambil menikmati pemandangan kota Seoul dari apartemennya, Jaemin tersenyum, menggenggam secangkir coklat hangat di tangannya.
Tak lama, Jaemin menyadari ponselnya yang menyala dengan sendirinya. Ia meletakkan cangkir tersebut. Kemudian mengambil ponselnya di atas meja dan menemukan sebuah pesan singkat dari Jeno.
'Maaf ya Na, Hari ini aku ada rapat. Makan malamnya besok aja ya, see you'
Jaemin langsung merengut kesal. Ini adalah ajakan Jeno yang ketiga kalinya, namun dibatalkan juga. Jaemin paham bahwa Jeno baru saja mendapatkan masa promosi jabatan lebih tinggi awal bulan kemarin. Pantas bila Jeno jadi lebih sibuk dari sebelumnya. Sehingga Jeno tak bisa menemaninya makan malam setiap akhir pekan seperti dulu lagi. Akan tetapi, Jaemin merasa mulai muak. Rasanya seperti kesibukan Jeno sudah tak wajar.
Namun Jaemin segera menggelengkan kepalanya. Tidak. Ia berkata pada dirinya sendiri. Ia tak boleh berfikir demikian.
***
Aroma musim semi itu memang berbeda. Dia merasakannya ketika menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Mungkin bunga camellia belum bermekaran sekarang. Tapi udara pagi ini terasa lebih sejuk dari yang sebelumnya. Terasa lebih segar dan membuat Mark Lee, lelaki kelahiran Canada, baru sebulan menginjakkan kaki di kota Seoul, bersemangat untuk memulai hari.
Ia keluar dari apartemennya, kemudian mengayuh sepedanya mengarungi jalanan kota Seoul menuju tempat tujuannya. Entah kenapa, Mark merasakan sesuatu yang menyenangkan sedang menunggu hari ini.
***
Jaemin berniat untuk mampir ke sebuah tempat. Bukan cafe seperti layaknya yang pemuda seusianya pergi. Jaemin memang pecandu kopi. Tapi bagi Jaemin, tempat yang akan ia kunjungi pagi ini lebih menyenangkan dibandingkan secangkir kopi dalam cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthe After |•Markmin
Fanfiction"Dunia memang tidak bisa ditebak.--" Jaemin sudah merasa hidupnya sempurna. Ada Jeno sebagai pelengkap hidupnya. Namun suatu hari, Mark datang mengisi kesehariannya. Jaemin fikir, kehadiran Mark adalah sebuah kesalahan. Lelaki itu datang di waktu da...