Huft.
Jaemin menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur. Posisinya terlentang menghadap atas. Langit-langit kamar, ia pandang cukup lama.
Jeno, nama itu melintas dalam pikirannya. Jaemin tidak tahu harus berbuat apalagi. Disaat hubungan 5 tahun mereka berusaha untuk diluruskan kembali, selalu ada celah yang Jeno buat. Lalu lagi, hubungan ini menjadi mengambang tanpa arah.
Setengah hati Jaemin sudah bertekad. Hubungan mereka cukup sampai di angka 5 tahun saja tanpa ujung di pernikahan. Namun setengah hatinya yang lain, masih ragu untuk bertekad seperti setengah hati yang lain itu.
Lalu Mark. Jaemin menghela nafas panjang. Ia menutup mata. Kehadiran Mark adalah sebuah kesalahan. Mark tiba di waktu yang salah. Mark juga hadir dengan perasaan yang salah. Bukan begini seharusnya.
Teman ?. Omong kosong.
Jaemin tak merasa bahwa hubungannya dengan Mark hanya sekedar teman. Ini sudah lebih. Batas seorang teman sudah Mark langkahi. Dan kalau Jaemin diam di tempatnya lama-lama, tanpa berniat untuk menjauhi Mark, hati kecil Jaemin benar-benar bisa luluh pada sosok sehangat itu.
Dan ucapan Jeno akan jadi nyata. Jaemin mungkin pergi meninggalkannya karena ada sosok Mark. Tentu saja hati Jeno akan terluka. Sangat. Jaemin tak mau itu terjadi.
***
Hatinya masih menanggung beban. Antara marah dan sedih menjadi satu. Kemarahan Jaemin malam itu masih terngiang jelas dalam otak Jeno setiap saat.
Bahkan disaat ia duduk berhadapan dengan Jaehyun, atasannya, pikiran Jeno masih tertuju pada Jaemin dengan dirinya.
"Jen ?"
Jeno tak bereaksi apapun. Lelaki itu melamun dengan pena di tangan.
"Jen ?"
Jaehyun melambaikan tangannya di depan wajah Jeno. Barulah Jeno sadar. Matanya berkedip dengan wajah sedikit terkejut.
"Ya ?"
"Kamu melamun."
Jeno segera menunduk hormat dan meminta maaf. "Saya minta maaf."
"Bukan masalah. Kamu bisa balik ke meja kamu dan kerjain berkas proposal itu. Nanti kalau sudah direvisi, berikan ke saya lagi."
"Iya."
Jeno berdiri. Kemudian ia berjalan menuju pintu, membukanya, dan keluar dari ruangan Jaehyun. Begitu keluar, Jeno berhenti sejenak di koridor sambil menyandarkan bahunya di tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthe After |•Markmin
Fiksi Penggemar"Dunia memang tidak bisa ditebak.--" Jaemin sudah merasa hidupnya sempurna. Ada Jeno sebagai pelengkap hidupnya. Namun suatu hari, Mark datang mengisi kesehariannya. Jaemin fikir, kehadiran Mark adalah sebuah kesalahan. Lelaki itu datang di waktu da...