07; Where We Go

2.6K 367 32
                                    

Hari Minggu tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari Minggu tiba. Waktunya Jaemin di rumah saja tanpa perlu berangkat pagi-pagi menuju sekolah untuk mengajar. Ia memilih menghabiskan waktu seharian hanya berbaring di atas sofa.



Renjun duduk di atas karpet, memangku satu toples kue kering. Matanya fokus menikmati film di televisi. Namun telinganya terpasang untuk mendengar curhatan Jaemin.



"Siapa yang salah ?"



Renjun menelan kuenya. "Kamu."



"Kok aku ?!" Jaemin langsung bangun. Ia kini dalam posisi duduk di atas sofa. Tangannya memeluk bantal.



"Iya kamulah."



Renjun akhirnya menoleh. Ia mendongak melihat Jaemin. Renjun menceritakan opininya tanpa sungkan.



"Jeno udah bikin kamu terluka. Dilain sisi, Mark datang dan sembuhin lukanya. Jelaslah, kamu pasti akhirnya milih Mark."



Jaemin memikirkan ucapan Renjun. Benar juga. Masuk akal. Ia tak bisa menyangkalnya. Hati Jaemin memang mulai berpihak pada Mark. Meskipun sedikit.



"Coba kamu pikir, gimana kalau sikapnya Jeno berubah jadi kayak Mark ?. Kamu pasti pilih Jeno. Iyakan ?."



Tanpa ragu, Jaemin menjawab iya dalam hatinya. Tapi ia masih diam. Menunggu kalimat Renjun berikutnya.



"Kamu diam aja, Jaemin. Masalahnya itu. Kamu diam."



Renjun kembali menoleh ke depan, melihat filmnya di televisi. Tangannya merogoh toples kue lagi dan memakannya.



"Diam ?" Pertanyaan Jaemin dijawab oleh anggukan kepala.



"Kalau kamu ada masalah sama Jeno. Tinggal bilang aja. Jangan diam dan terima permintaan maaf Jeno gitu aja. Masalah gak bakalan selesai."



Jaemin kembali membaringkan dirinya ke atas sofa. Dalam posisi terlentang, Jaemin memandangi langit-langit ruang tengahnya. Ia diam memikirkan perkataan Renjun barusan.



***




Pintu lift terbuka. Jaemin keluar dari sana. Ia berjalan menuju pintu keluar gedung apartemen. Setelah berjalan melewati pintu, sudah ada Jeno yang menunggunya di dalam mobil.



Tok! Tok! Tok!



Jaemin mengetuk kaca jendela agar Jeno tahu kedatangannya. Lalu Jeno segera membuka pintu mobilnya untuk Jaemin dari dalam.



"Masuk aja."



Jaemin masuk dan duduk. Namun tangannya tak bergerak memasang sabuk pengaman. Karena memang ia tak berniat untuk pergi kemanapun Jeno mengajaknya. Jaemin hanya ingin duduk, menjelaskan sesuatu yang diharapkan bisa memberi titik terang dalam hubungannya sekarang.



Anthe After |•MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang