04; Lonely Night

2.9K 406 64
                                    

"PAPA!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PAPA!!!"



Mark terkejut bukan main mendengar teriakan Minhyung. Ia yang tadinya sibuk memasak telur dadar, pergi begitu saja meninggalkan dapur menuju kamar sang anak.



Minhyung sudah menangis saat Mark masuk. Anak itu berdiri di dekat jendela sambil membawa pot tanaman baru mereka di kedua tangannya yang mungil.



"PAPA!!! HUEEE !!"



Kaki-kaki Minhyung melangkah menghampiri Mark yang mematung di pintu. Ia masih menangis.



"Tanamannya.. hiks.." anak itu bersusah payah bicara disela-sela tangisannya.



Mata Mark langsung tertuju pada tanaman kecil di tangan Minhyung. Seperti tanaman-tanaman yang sebelumnya mereka rawat, semuanya pasti berakhir layu. Padahal Mark tak pernah absen menyiram tanaman itu setiap pagi. Bahkan Minhyung sendiri juga begitu.



"Ya udahlah.. gapapa. Nanti beli lagi."



Mark berusaha menenangkan Minhyung. Ia memeluk dan mengusap-usap punggung Minhyung dengan lembut. Namun anak itu masih terisak. Tak terima tanaman kesayangannya harus layu lagi seperti yang sebelumnya.



Ditengah sisa tangisannya, Minhyung ingat akan sesuatu. Ia pun melepaskan diri dari pelukan sang ayah.



"Ayo pergi ke Bu guru Nana !"



Mata Mark membulat mendengar permintaan Minhyung. Ia tak salah dengar kan ?.



"Pergi ke Bu guru Nana ? Buat apa ?"



"Bu guru Nana bilang, dia bisa sembuhin tanamannya Minhyung."



Mata Minhyung berbinar, memohon penuh harap agar Mark mengabulkan permintaannya. Mark mengerutkan keningnya, menatap Minhyung dengan tangan yang masih melingkar di pinggul anaknya.



"Bu guru Nana bilang begitu ?"



Minhyung mengangguk.



Mark tersenyum. Ia menyentil hidung merah Minhyung dengan gemas. Kemudian tangannya beralih mengusap rambut anaknya.



"Ini udah malam. Besok ya.."



Minhyung menggembungkan pipinya. "Sekarang."



"Coba lihat--" Mark mengangkat tubuh mungil Minhyung. Kemudian sambil menggendongnya, Mark membawa Minhyung berdiri di dekat jendela.



"Udah ada bulan sekarang. Mataharinya tidur. Bu guru Nana juga tidur."



Minhyung menatap kecewa ke arah bulan yang ayahnya tunjuk. Tiba-tiba saja ia memeluk leher Mark dan menyembunyikan wajahnya disana. Terdengar isakan pelan yang membuat Mark melirik anaknya.



Anthe After |•MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang