02; No Direction

3.4K 487 60
                                    

Jaemin melepas sabuk pengamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin melepas sabuk pengamannya. Kemudian ia melihat ke arah lelaki di sampingnya yang masih memegang kemudi. Jaemin mendekat, memberi sebuah kecupan di pipi calon suaminya tersebut.



"Aku pergi ya ?"



Jeno mengangguk. "Selamat kerja di hari pertama !"



"Iya.. makasih. Udah dulu ya, dadahh !!"



Jaemin membuka pintu mobil dan keluar. Tak bisa ia pergi begitu saja setelahnya. Jaemin masih berdiri di samping mobil tersebut.



Jeno menarik tuas rem. Sebelum ia menginjak gas dan melesat pergi, Jeno menyempatkan diri untuk melambaikan tangannya. Barulah setelah Jaemin ikut melambaikan tangan, Jeno membawa mobilnya melaju pergi.



Kini tersisalah Jaemin seorang diri di depan toko Renjun. Bukan, Jaemin tidak bekerja di toko itu. Melainkan di bangunan warna-warni yang berdiri di sebelahnya.



Jaemin menarik nafas dalam-dalam sebelum melangkah mendekati bangunan tersebut. Setelah dirasa siap, barulah Jaemin mengambil langkah kesana.




Eh !. Jaemin berhenti. Sebuah pot tanaman yang diletakkan seseorang di dekat pintu toko Renjun, menarik perhatiannya.




Jaemin berjongkok dan mengambil pot tersebut. Ia memutar-mutar untuk memastikan apa dugaannya benar.




"Kok kayak punyanya bule kemarin itu ya ?"




***




"Salam kenal semuanya..."




Jaemin membungkuk memberi hormat. Semua anak-anak mungil dihadapannya juga melakukan hal yang sama.




"Salam kenal juga , Bu guru Nana"




Jaemin gemas sendiri mendengar suara-suara menggemaskan dari para murid-muridnya tersebut. Jaemin ingin mencubit satu persatu pipi-pipi gembul mereka semua.




Ya, Jaemin bekerja sebagai seorang guru TK. Jangan mengejek, itu memang sudah menjadi mimpinya sejak awal.




"Kalian semua boleh duduk." Suruh Jaemin.




Para muridnya patuh. Mereka semua kembali duduk di bangku-bangku mungil seukurannya dengan cat warna yang beragam tersebut.




"Kalau begitu, kita mulai pelajarannya ya ?" Tanya Jaemin tanpa sedetikpun berhenti tersenyum ramah kepada muridnya.




Semua murid itu mengangguk. Jaemin bernafas lega. Sepertinya hari pertama bekerjanya akan berjalan mulus.




Akan tetapi, senyum di wajah Jaemin hilang sebentar. Matanya menyipit untuk melihat salah satu muridnya yang duduk di belakang sana. Jaemin berusaha memperjelas penglihatannya. Anak satu itu, sepertinya Jaemin kenal.




Anthe After |•MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang