Sambil menutup mulutnya, Jaemin terkekeh dan menahan tawa. Dilihatnya hasil jepretan kamera ponsel. Senyum Jaemin terulum melihat bagaimana nyenyaknya Mark tidur dan imutnya wajah Minhyung yang terapit ditengah.Ya, malam ini mereka bertiga memutuskan untuk tidur di apartemen Jaemin. Dengan alasan, mereka bertiga masih ingin menghabiskan waktu lebih panjang walaupun pagi menjelang sekalipun.
Tangan Jaemin meletakkan ponselnya ke atas nakas. Sudah puas ia tersenyum-senyum sendiri melihat foto pertama mereka bertiga. Ada Mark, Minhyung, dan Jaemin. Lengkap sudah.
Jaemin memiringkan badannya, menghadap Minhyung dan Mark yang terlelap. Dibelainya wajah imut Minhyung yang menggemaskan dengan perlahan. Jujur, ada perasaan sedih ketika matanya memandang Minhyung. Terkadang Jaemin iri pada sosok ibu yang membawa Minhyung ke dunia ini. Betapa beruntungnya ibu Minhyung. Bisa melahirkan anak seperti Minhyung yang kini Jaemin anggap seperti anaknya sendiri entah sejak kapan mulai.
Namun yang jelas, Jaemin tulus. Demi Tuhan, tak ada alasan apapun bagi Jaemin hingga bisa menyayangi Minhyung seperti sekarang. Semua mengalir begitu saja. Hatinya yang semakin lama semakin menyayangi Minhyung.
Teringat, hari pertama mereka bertemu. Dimana Minhyung dengan senyuman manis, mengembalikan cincinnya yang hilang. Jaemin ingat itu dengan jelas. Dan terima kasih, kalau hari itu tak pernah ada, betapa menyesalnya Jaemin tanpa pernah mengenal Minhyung.
Dan juga Mark.
"Kamu belum tidur ?"
Mata Jaemin beralih. Sosok lelaki yang tertidur dalam posisi berhadapan dengannya, ternyata membuka mata.
"Aku merasa serakah."
Kening Mark mengerut. "Serakah kenapa ?"
"Aku pengen ketemu sama kamu dan Minhyung. Lalu Tuhan kasih kesempatan buat aku ketemu sama kalian. Tapi setelah ketemu, aku malah..."
Tangan Jaemin bergerak memeluk Minhyung yang tertidur lelap tanpa mendengar kedua orang dewasa itu bicara.
"-- ingin tinggal bersama kalian selamanya."
Hati Mark tersentuh. Ada sesuatu yang muncul menghangatkan hati. Membuat Mark tersenyum haru. Bersyukur atas kehadiran Jaemin yang sungguh tak pernah ia duga akan seindah ini.
"Jaemin.."
Tangan Mark merambat. Kemudian ia genggam tangan Jaemin berserta tangan mungil Minhyung dalam satu tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthe After |•Markmin
Fiksi Penggemar"Dunia memang tidak bisa ditebak.--" Jaemin sudah merasa hidupnya sempurna. Ada Jeno sebagai pelengkap hidupnya. Namun suatu hari, Mark datang mengisi kesehariannya. Jaemin fikir, kehadiran Mark adalah sebuah kesalahan. Lelaki itu datang di waktu da...