•12•

23 4 0
                                    

Di kecewakan oleh hal-hal yang tidak kita duga sebelumnya memang jauh lebih menyakitkan. Akan tetapi, kita harus percaya, dibalik itu semua ada hikmah yang di dapat.

÷÷÷÷÷

Lusi merasa kepala nya ini seperti setelah di guncang-guncang hebat. Pusing sekali hingga mata nya tak bisa melihat dengan jelas. Badannya pun di rasa sangat sakit sekali. Namun, dia mencoba biasa daja. Dia berjalan disamping Arga dengan biasa seolah tidak kenapa-napa.

“Sorry ya, Lus, gue—LUSI!”

Lusi terjatuh, kepalanya benar-benar pusing. Arga terkejut lalu berjongkok di depan Lusi.

“Sini naik ke punggung gue” ucap Arga menarik tangan Lusi

Arga menggendong Lusi ke ruangan OSIS dan sempat dilihat beberapa siswa.

“Ca, lo langsung balik apa gimana?” tanya Elsa keluar ruangan dance bersama Salsha

“Kantin dulu yuk? Laper gue” ajak Salsha dan mereka berdua menuju kantin

“Bentar, Ca. Itu Kak Arga gendong--” Elsa menyipiykan matanya, “LUSI!” ucap Elsa langsung berlari menuju Arga yang sedang membuka pintu ruangan OSIS

Salsha ikut berlari. Sesampainya disana Elsa langsung membantu Arga untuk membukakan pintu. Arga menurunkan Lusi di sofa. Elsa dan Salsha membaringkan tubuh Lusi.

“Kakak minta tolong jagain dulu Lusi, kakak mau ke lapangan dulu” ucap Arga dan mereka berdua mengangguk

Arga langsung berlari menuju lapangan, lebih tepatnya ke stand pinggir panggung.

“Walif, kamu bisa handle acara, kan?” tanya Arga ngos-ngosan

“Bisa kok, kak. Kakak kenap—”

“Lo kenapa, Ga?” tanya Aldo memotong ucapan Walif

“Lusi tadi jatuh pingsan, dia mungkin gak bisa ikut turun tangan. Dia kayaknya kecapean. Gue yang bakal turun sebagai pengganti Lusi” jawab Arga

“Walif udah paham kok, kak. Nanti kalo gak paham tanya ke Kak Aldo aja” ucap Walif

“Iya. Lo jagain Lusi aja, Ga. Ambil hate di loker ada satu lagi untuk komunikasi ke lo. Dan kalo ada apa-apa lo bisa langsung kesini” ucap Aldo dan Arga mengangguk setuju

Arga menepuk pundak Aldo dan meninggalkan mereka menuju ruangan OSIS.

“Badan lo panas banget, Isti. Kenapa gak bilang kalo lo tuh sak—” ucap Salsha terpotong

“Gue gak apa-apa” ucap Lusi dengan suara yang kecil

“Lo tuh gak apa-apa darimana nya? Badan lo panas, mata lo bener-bener sayu, lo jatuh karena pusing, lo bergadang, lo ngerjain tugas, lo—”

“Tanggung jawab” potong Lusi membuat Salsha bungkam

“Gue kompres ya” ucap Elsa menempelkan kain basah ke kening Lusi. “Bener kata Aca, Isti. Lo harus tau batasan” lanjutnya

“Jangan kabarin orang rumah. Nanti sore juga Isti pasti sembuh” ucap Lusi dan mereka berdua mengangguk

Lusi tersenyum lalu memejamkan matanya. Dia tak sadarkan diri, Lusi pingsan.

“Luss?” panggil Elsa

“Kayaknya emang pusing banget, deh. Biarin dia istirahat aja” ucap Salsha dan Elsa mengangguk paham

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang