•5•

15 4 0
                                    

"Ayyy!"panggil Lusi dan berlari menghampiri Aydan

Aydan mengangkat salah satu alisnya. Lusi langsung mengeluarkan sesuatu di tas nya, dan saat akan menunjukkan kepada Aydan orang tersebut, pergi.

Lusi mendelikan matanya dan langsung menghampiri Aydan dengan proposal di tangan kanannya dan jaket Aydan di tangan kirinya.

"Gak sopan amat sih!"kesal Lusi

"Hm"sahut Aydan

Lusi langsung menunjukkan proposal yang telah di buatnya tersebut kepada Aydan. Aydan sedikit membenarkan kesalahan-kesalahan yang ada pada proposal tersebut. Mereka melakukan hal tersebut di koridor sekolah sambil berjalan yang membuat semua pasang mata terfokus ke mereka berdua. Lusi tersenyum bahkan menyapa mereka yang menegur Lusi, sedangkan Aydan hanya diam memasang wajah cueknya. Perempuan-perempuan yang ada di sana merasa iri pada Lusi karena bisa berdekatan dengan Aydan, aku juga hehe...

Tiba-tiba langkah mereka berdua terhenti.

"Pagi-pagi udah nyari masalah mulu lo"ucap Andin tertawa sinis

Andin adalah kaka kelasnya Lusi dan Aydan. Dia menyukai Aydan, bahkan secara terang-terangan mendekati Aydan. Aydan hanya bisa menjauh dan pergi jika di dekati olehnya.

Dengan cekatan Andin langsung mendorong Lusi hingga terjatuh. Telapak tangannya terkena ujung keramik yang terlihat telah retak dan itu membuat Lusi meringis pelan karena terasa nyeri.

Anugerah yang baru datang dan melihat hal itu langsung membantu Lusi, sayangnya Lusi malah berdiri sendiri.

"Thanks an, gue gapapa kok"ucap Lusi tersenyum

Lusi menyembunyikan tangannya yang berdarah itu ke belakang roknya.

"Itu belum seberapa ya! Jadi lo gak usah deket-deket sama Aydan lagi!"ancam Andin dan dua teman lainnya mendorong bahu Lusi

Rasanya Lusi ingin menendang kakak kelasnya ini, tapi dia urungkan saat menyadari bahwa dia akan mendapat masalah.

"Andin! Apa sih lo pagi-pagi nyari masalah mulu!"ucap Anugerah sedikit meninggi

"Apasih lo ikut-ikut mulu!"ucap Andin sedikit tak suka

"Lo tuh ya! Aydan laporin deh ke Pak Rahman biar dia di skors sekalian!"ucap Anugerah membuat kedua teman Andin sedikit takut, "udah kelas duabelas bukannya tobat, cari masalah mulu"lanjutnya dan Andin memajukan langkahnya

Aydan menghalangi Andin dengan tangannya, "kali ini gue biarin. Sekali lagi nyari senioritas dengan kekerasan, gue tunggu di bk!"ucap Aydan penuh pekenan

Andin mendelik tak suka. Dia dan teman-temannya langsung meninggalkan mereka. Aydan menoleh ke arah Lusi lalu meninggalkannya bersama Anugerah.

"Jangan sembunyiin tangan lo! Kalo sakit bilang!"ucap Anugerah

"Gapapa kok, cuma agak ngilu aja"ucap Lusi

Anugerah langsung membawa Lusi ke uks. Dia langsung menyuruh anak pmr mengobati telapak tangan Lusi yang berdarah, membuat Lusi berkali-kali meringis.

"Lo kenapa gak ngelawan?"tanya Anugerah memecah keheningan, "Yang tadi gue liat bukan lo"lanjutnya

"Dikira gue dia gak bakal dorong gue. Lo tau kan kalo dia gak pernah apa-apain gue"jawab Lusi

"Mungkin ke depannya dia bakal lebih kasar ke lo"ucap Anugerah, "Jaga diri lo baik-baik, gue duluan ya?"lanjutnya lalu meninggalkan Lusi

Lusi menghembuskan nafasnya. Mengapa tadi Aydan seperti tidak peduli kepadanya? Bukan Lusi ingin diperhatikan oleh Aydan, tapi Anugerah yang sedang lewat saja langsung menolong Lusi masa Aydan tidak? Ah sudahlah Lusi malas membahas perubahan Aydan.

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang