•13•

19 2 0
                                    

"Kamu tahu rasanya berkorban lalu dihadapakan dengan kenyataan yang amat bertolak belakang? Ah kamu mana tahu, kan kamu penyebabnya."

÷÷÷÷÷

“Lusi?” ucap kedua orang bersamaan dengan terkejut

Aydan mengurungkan suapannya ke mulut Clezi lalu menyimpan mangkok bubur ke meja nakas. Dia terkejut dengan kehadiran Lusi.

“Ternyata benar dugaan gue” Lusi tersenyum getir saat melihat kedua orang tersebut; Clezi dan Aydan.

“Lus—”

“Maaf mengganggu. Terima kasih” potong Lusi dan berlari menuju lift

Aydan bangkit lalu mengejar Lusi. Sayang sekali, Lusi langsung menutup pintu lift tersebut. Aydan langsung berlari menuju tangga dan menuruninya dengan cepat.

Setelah keluar dari lift, Lusi langsung keluar rumah sakit menuju Frisil. Dia langsung memakai helm dan menyuruh Frisil menjalankan motornya.

“Lus, lo kenapa?” tanya Frisil terkejut oleh kedatangan Lusi secara tiba-tiba dengan mata merah nya seolah dia menahan tangis

“Lusi!” panggil Aydan dan berlari ke arahnya

“Ayo jalankan motornya!” titah Lusi dengan suara seraknya

Aydan terlambat mengejarnya. Frisil telah lebih dahulu menjalankan motornya. Aydan mengambil motornya lalu menyusul Lusi. Sayangnya, Aydan kehilangan jejak mereka. Aydan menghentikan motornya ke samping jalan, lalu menghela nafas. Dia menjalankan motornya kembali ke rumah sakit.

Frisil menatap kasihan sahabatnya yang menunduk menahan tangis di belakangnya. Dia memang tidak tahu situasinya, namun dia tahu apa yang Lusi rasakan. Frisil tidak membawa Lusi ke sekolah, akan tetapi ke sebuah taman kecil di samping minimarket.

“Nih!” Frisil menyodorkan sebotol air mineral kepada Lusi

Lusi membukanya lalu meneguknya sampai habis.

“Ternyata lo masih gak normal juga ya minum air putihnya kaya biasa” ucap Frisil dengan nada takjub

Lusi diam kembali melamun, memikirkan mengapa Aydan bisa sejahat itu kepada dirinya dan bahkan orang lain. Dia telah membohonginya dan Lusi benci itu. Dia kembali teringat pada obrolan Arga-Anugerah di telponnya.

“Ada kendala apa?”

“Cuma beberapa sih, Nug. Berkas anggaran gak ketemu, tapi udah gue cari lalu ketemu. Dan Lusi yang menurut gue dia gak ‘ok’.”

“Sakit?”

“Iya. Karena dia ngerangkap tugas Aydan dan Clezi udah gue larang, tapi lo tau sifatnya kaya gimana.”

“Aydan emang minta gue hajar, Ga. Bisa-bisa nya dia ninggalin tanggung jawab gitu aja. Siang ini gue pulang, sampai Lusi kenapa-napa gue gak segan-segan pukul dia.”

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang