•15•

17 1 0
                                    

Sebenarnya bagaimana?
Jangan tarik ulur sesuka hati;
aku manusia.

÷÷÷÷÷

Alvian masih setia duduk di meja belajar Lusi sambil memperhatikan adiknya itu. Kesekian kali dia menghela nafasnya, merasa kasihan dengan adiknya ini.

“De, lo kebanyakan minum soda ya jadi gak mau bangun-bangun? Atau jangan-jangan lo mabok materi? Atau juga lo minum-minuman beralkohol?” Alvian memukul mulutnya itu, “Lo ngomong sembarangan!” ucapnya

Lusi adalah salah satu manusia yang tidak bisa meminum soda banyak-banyak. Karena jika iya, dia akan merasakan pusing dan bahkan pingsan. Tubuhnya tidak merespon begitu baik terhadap soda.

Alvian kembali menghela nafas. Dia membuka dan menyalakan laptop adiknya itu. Dia menggeleng, adiknya ini kuno sekali. Wallpapper yang tak pernah ia ganti dan terdapat sticky note yang terpampang di layar utama laptopnya, mayoritas isinya adalah kalimat penyemangat. Dia membuka file document adiknya itu, dan kali ini dibuat terkejut. Saat dia membuka folder yang berisikan tentang adiknya itu, dan membuka tentang persiapan, ternyata isinya benar-benar persiapan. Soal-soal plus pembahasan untuk mengikuti OSN Kimia dan Matematika, SBMPTN, UN, dan lain sebagainya. Apalagi folder kedokteran, isinya benar-benar gila. Semua file yang dipelajari dokter-dokter beberapa dia dapatkan. Benar, sekarang Alvian setuju jika adiknya memang benar-benar kerja keras untuk menjadi dokter. 

Konsesntrasi Alvian seketika teralih saat ponselnya bergetar karena kakaknya menelpon.

“Jemput gue”

“Gue dirumah, gak ada jadwal matkul hari ini”

“Ck! Ya udah jemput gue, sekalian anter beli makanan ringan buat gue”

“Kenapa lo gak bawa motor? Kan tadi pagi gue udah bilang gak ada matkul”

“Bawel lo, Vian. Jemput gue atau gue marah sama lo”

“Iya, kak. Ribet lo”

Alvian menghela nafas lalu mematikan laptop Lusi. Dia bergegeas menjemput Vita, kakaknya.

Di tempat yang berbeda, di ruang osis. Kini hanya bersisa tiga orang setelah semuanya pulang. Aydan memberi tahu kepada seluruh anggotanya bahwa hari Senin ini tidak ada kumpulan atau rapat.

“Gue sama Anugrah mau jenguk Lusi, lo mau ikut?” tanya Arga sambil melempar botol minum ke arah Aydan

“Kapan?” tanya Aydan lalu membuka minuman tersebut

“Balik dari sini” jawab Arga seraya duduk di kursi lain samping Aydan

“Gak bisa. Nyokap gue chat barusan, suruh nemenin kakak gue yang rese itu ke salon” Aydan menghela nafas

“Mampus lo!” timpal Anugrah lalu mendapat tatapan sinis

“Btw, lo kerjain lpj keuangan sama acara ya, Dan” ucap Arga membuat Aydan menggeleng

“Gue masih bingung cara pembuatuan lpj acara” elak Aydan

“Lo tanya Lusi aja. Saran dari gue sih, sekarang lo kan gak bisa ngikut bareng ngejenguk, nah lo nanti malam aja sekalian kerjain lpj sama Lusi” ucap Arga

“Tapi kan gu—"

Tiba-tiba Anugrah berdeham membuat Aydan menghentikan kalimatnya.

“Iya deh, gue ngikut saran lo, Ga” ucap Aydan malas

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang