Jantungnya sudah berdegup dengan kencang. Hatinya terasa nyeri sekali. Dia seketika mematung seolah badannya kaku. Memori-memori seperti datang lagi dan mengulanginya dalam otak.
Dia? - batin Lusi kaget dan bertanya-tanya
Lusi langsung tersadar dan mengucek matanya. Hilang. Dia tak ada. Matanya mencari kemana-mana. Dalam hatinya sudah banyak sekali pertanyaan.
"Astagfirullah"ucap Lusi benar-benar tersadar
Demi menenangkan hatinya, Lusi berniat meminum segelas air putih. Lusi turun menuju dapur lalu mengambil gelas dan mengisinya dengan air.
"Lusi? Itu air nya udah penuh"tegur mamahnya
"Eh?"ucap Lusi tersadar, "Astagfirullah"lanjutnya
"Kamu ngelamun mulu. Kenapa?"tanya mamahnya
"Ngga mah, aku lagi ngitung balik soal nomer 6 di tugas fisika"bohong Lusi
"Oh, dikira kenapa"ucap mamahnya lalu membuka kulkas dan mengambil sesuatu
Maaf mah - batin Lusi
Lusi langsung mengelap bekas tumpahannya tadi dan duduk di meja makan. Karena berusaha melupakan dia pun meminum minumannya.
"Lusi!"panggil Renal
"Iya pah?"jawab Lusi
"Sapu halaman"titah Renal
"Iya pah ini mau, minum dulu"ucap Lusi langsung keluar rumahnya dan menyapu halamannya
Setiap sore hari dan pagi hari adalah tugas Lusi dan keluarganya untuk membersihkan rumah. Semuanya sudah terbagi dalam tugas masing-masing. Setelah selesai membersihkan halaman Lusi pun beranjak untuk mencuci piring dan membersihkan dapur. Alvian sedang ada jam di kampus nya. Vita seperti biasa, kerja di bank. Papahnya sedang membereskan ruang tamu, keluarga, dan yang ada di lantai satu. Sedangkan mamahnya sedang membereskan dilantai dua. Sebenarnya yang mendapat tugas membersihkan lantai 1 adalah Alvian dan lantai dua adalah Vita. Semua keluarga Lusi sangat menjunjung kebersihan, apalagi Renal, papahnya.
÷÷÷÷÷
Lusi, Elsa, dan Salsha sedang berjalan-jalan di sekitaran komplek.
"Emm ke taman yuk?"ajak Elsa namun dijawab gelengan oleh Salsha
"Kenapa?"tanya Lusi heran
"Ke cafe lo aja El"jawab Salsha
"Dih males ah bosen gue"ucap Elsa
"Eh itu markas kita ya"ucap Salsha
"Iya ke cafe lo aja El"sahut Lusi dan mereka pun menuju cafe Elsa
Cafe tersebut milik kedua orang tuanya Elsa. Di kota Jakarta ini, mereka telah memiliki 4 cabang, meski sedikit tapi semua cafenya tidak pernah sepi. Dan salah satunya ada di depan komplek mereka. Sesampainya mereka disana, mereka langsung menempati kursi kosong. Malam ini cafe Elsa cukup ramai.
"Mau pesen apa?"tanya Elsa
"Kaya biasa aja"jawab Lusi lalu Elsa dan Salsha pergi memesan
Meski cafe itu milik kedua orangtuanya Elsa, Lusi dan Salsha tetap menjalankan kewajiban sebagai pembeli, ya membayar. Namun terkadang jika Elsa sedang menjadi manusia dia terkadang menggratiskan semua menu di cafenya, kecuali makanan. Tak lama kedua sahabatnya itupun datang.
"El, kode wifi nya diganti?"tanya Lusi
"Iye"jawab Elsa
"Apa kode baru nya?"tanya Salsha
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED
AcakDimensi ini masih mengikatku, seolah tidak ingin pemilik baru. Dia tak peduli dengan kalutku, bisa kah kau membantuku, orang baru? Kau menutupi setitik cahaya itu, membuatku berharap sangat begitu. Boleh aku meminta bantu? Mencari jalan keluar sesul...