7 :: Progress

58 50 8
                                    

.

.

Voment dulu guys!

.

.

"Fisika gue dapet sembilan! Hore! Hore! Fisika gue dapet sembilan!" Areum berseru-seru heboh.

Seoyun mau nggak mau ketawa melihat Areum, meskipun hatinya sedang nggak tenang karena seharian ini belum ada Chat gelap yang masuk.

"Gitu dong! Udah saatnya lo bangkit dari kubur nilai nilai jongkok!" ujar Seoyun.

Areum manggut-manggut, wajahnya cerah, matanya berbihar-binar penuh kejora.

"Iya, masa nilai gue ngesot mulu. Seneng banget gue! Seneng! Seneng! Seneng! Langsung semangat aja gue menyambut ulangan kimia besok!" sorak Areum.

"Terus? Lo belajar sama siapa? Kan hari ini bukan hari B-M-an," ujar Seoyun. Sekali lagi dia mengeluarkan HPnya. Tapi nggak ada Chat. Kosong. Melompong.

Hhhhhh... rasanya seolah ada yang bergayut membebani hatinya.

Ke mana sih itu orang? Kenapa juga gue keganggu dia nggak nongol begini? batinnya jengkel sendiri.

"Kata si Es batu, gue boleh BM-an kapan aja gue butuh tuh," kata Areum sambil nyengir lebar.

Mendengar itu Seoyun langsung menatap Areum curiga. "Oh, ya? Sejak kapan?" tanyanya tajam.

"Sejak gue B-M'an di rumahnya dua minggu yang lalu!" sahut Areun ringan.

"Waaah! Gitu dong, reum. Kalo udah akrab kan segala urusan bisa lancar," timpal Yura lugu, meskipun di dalam hati iri juga Areum bisa semakin sering deket-deketap sama si ganteng.

Eh, kenapa Seoyun melotot kayak ikan maskoki gitu? batin Yura.

Salah apa lagi nih gw? ujarnya nggak ngerti dalam hati.

"Iya, iya. Dia oke tuh, Ra. Baik. Masih kaku sih kayak es batu ..."

"Masih galak?"

Areum menggeleng. "Kaku doang. Kayaknya mesti sering di pijet, biar lemes..."

"Hah!" sembur Seoyun, masih dengan pandangan. penuh selidik. "Lo udah nggak nyolot lagi sama dia?"

"Belum. Nggak tahu deh entar. Hahahahahahahahaha. Enak belajar di rumahnya, dia lebih santai gitu. Jadi mungkin itu sebabnya gue juga jadi nggak nyolotan," ujar Areum asal, membuat kerutan di dahi Seoyun makin dalam.

Makin curiga. Makin mengancam. Meskipun lagi galau, Seoyun tetap aja sulit dialihkan fokusnya. Dia memang ratu fokus. Dengan tegas disingkirkannya kegalauannya sendiri, demi kecurigaannya menyaksikan gelagat Areum.

"Areum!" tegurnya.

"Lo. Nggak. Naksir. Dia. Kan?"

Areum yang sedang memasukkan kertas ulangannya ke ransel menoleh kaget.

"Hah?" Dia terdiam sejenak.

"Nggak. Mana bisa. Dia kan gebetannya Yura. Ya kan, ra?"

Yura manggut ragu, sambil sedikit celingukan. Dia masih nggak sreg juga sama rencana yang menurutnya penuh bencana ini.

" Eh, ra. Mau nitip surat cinta nggak? Biar gue sampein!" ujar Areum lagi. Wajahnya tetap cerah, matanya mulai jail, dan melihat semua itu hati Seoyun pun berasa lega. Itu artinya anak rese ini nggak bohong, dia memang nggak naksir sama si Renjun. Atau cuma belum?

Puzzle Love | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang