🌹4🌹

29 6 0
                                    

Vote dulu dungs:33

Happy Reading Guys❣️


Melihatmu seperti melihatnya.

________________________________

"Gw udah beli tiketnya nih, bentar lagi masuk" ucap Citra seraya membawa 3 tiket bioskop.

Setelah lamanya menonton bioskop akhirnya mereka keluar dengan wajah ceria,
"Baper banget gw liat filmnya, kalo urat malu gw putus udah teriak-teriak tadi di dalem, sumpah dah" ucap nada girang saat keluar dari studio bioskop itu.

"Udah udah, sekarang kita makan gw laper nih" kata Alicia mengajak kedua temannnya itu.

Resto xxx

Ketiga gadis itu kini duduk di dalam resto makanan khas jepang itu, mereka memilih duduk di depan jendela, lalu memesan beberapa makanan dan minuman.

Sambil menunggu pesanan datang ketiganya sesekali mengobrol dan bergurau.

Tiba tiba Citra menibrung membahas soal perihal di kantin sekolah,
"Eh lice, lo tau ga yang waktu di kantin sekolah yang kata lo, lo nabrak orang terus numpahin pesenan lo itu?" Kini citra membuka topik mengenai perihal tadi di sekolah.

"Iya kenapa emangnya?" Tanyanya

"Lo tau ga namanya siapa?"

"Revan." Ucapnya singkat.
Pesanan mereka datang dan alice langsung menyeruput jus yang dia pesan tadi "kenapa?" Tambahnya

"Yup..lo udah kenal ternyata.Dia itu ternyata kapten basket di sekolah kita, gw baru tau, selama ini gw cuma pernah liat pas latihan doang" kata citra

"Gw baru tau" kata alice
"Gw juga baru tau" Nada menyambung.

"Ck..kudet lo pada" citra memutar bola matanya malas.

"Kita bukan kudet tapi kurang update"

"Sama aja, bego kok di pelihara sih" citra langsung menoyor kepala Nada dengan santainya.

"Heh..ga usah noyor kenapa sih" ucap Nada tak terima
"Lo tuh, O2N you know" balas citra.
Mendengar perdebatan kedua temannya itu membuat alice memutar bola mata malas melihatnya.

Kedua temannya ini selalu saja ada yang di perdebatkan ntah itu masalah kecil ataupun besar.

Di samping itu dia jadi memikirkan laki laki itu.

'Revan' ucapnya dalam batin.

~~

Revan merutuki dirinya sendiri. Dia merasa bingung dengan dirinya sendiri. Dia akui dia sedikit menyukai gadis itu, melihat senyumannya mengingatkan ia pada seseorang dimasalalu,

'ayolah mana mungkin gw langsung suka gitu aja' batinnya.

Revan menoleh kesamping menatap benda pergi yang menampakan dua orang sedang berpose dengan jari tangan telunjuk tengah menekan pipi, sebelah mata tertutup dan bibir di maju kan seolah ingin mencium seseorang, dan yang satunya tengah memasang wajah tak terima dengan pose seperti itu 'melas' karena pipinya di tekan dengan kedua jari telunjuk.

Senyum nya merekah, lantas ia mengambil bingkai Foto itu lalu menatapnya. Ia sangat merindukan gadis dalam foto itu, ntah akan berapa lama lagi ia harus menunggu.

"Apa kau tidak merindukan ku Rania? Kau begitu sibuk kah disana sampai kau lupa untuk kembali ke sini?"

Ia letakan kembali foto itu di nakas nya. Menatapnya kembali,

LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang