🌹8🌹

15 4 0
                                    

Vote dulu dungs:33

Happy Reading Guys❣️

"Jadi, kapan kita pergi ke sana?" Lelaki dengan setelan biasa tengah terduduk di hadapan seorang gadis berambut coklat itu kini tengah menatapnya.

Rania terdiam sebentar lalu mulai membuka suara

"Dua sampai tiga minggu lagi, mungkin" jawabnya

Alex hanya berdeham singkat lalu menyeruput minuman di hadapanya kini.

"Lex" Panggil Rania sambil mengaduk-aduk minumannya menatap Alex lekat, lalu mengalihkan tatapan ke arah lain.

Alex mendongak menatap Rania. "Ada apa?"

Rania menoleh, "ah, tidak apa"

Alex mengerutkan keningnya sebentar kemudian tangannya beralih mengelus puncak kepala Rania "Makan"
Rania hanya mengangguk patuh.

~~~


"Nunggu siapa?" Suara itu tidak asing, Alice mendongak menatap seseorang di depannya,

"Nunggu jemputan" seraya memasukan ponselnya ke dalam tas.

"Bareng gw aja gimana?" Ajak nya

Alice terdiam 'ikut ga ya, papah juga ga tahu jemput atau engga' batin nya kemudian menatap Lelaki itu.

"Duluan aja deh kak, takutnya di jemput" tolaknya halus walaupun sedikit ragu mengatakan itu Alicia sendiri pun tidak tau dirinya akan di jemput atau tidak, benar benar di gantung.

"Yakin? Di jemput siapa?" Revan turun dari motornya sambil membenahi rambutnya yang berantakan selepas membuka helm.

Kemudian duduk di samping Alice. Alice menoleh ke samping, "loh kok duduk di sini" Alice bertanya aneh mengapa Revan duduk di sampingnya dia kira setelah mengatakan tadi Revan akan pergi. Tetapi ini dia malah duduk di sampingnya tepat sekali di sampingnya hanya berjarak sekitar dua kepalan tangan.

"Kenapa? Ga boleh?"

"Eh, bukan gitu maksudnya kenapa duduk di sini gitu"

Revan menatap intens Alice "mau nemenin lo"

Rania mengerjap-ngerjapkan matanya dia tidak salah dengarkan, 'nemenin lo' katanya tapikan buat apa.

"Nemenin?"

"Iya. Di jemputkan?" Revan mengalihkan pandanganya ke depan dengan tumpuan kaki kanan di atas kaki kiri.

"Eh..ga usah kak, takutnya lama kakak pulang aja gapapa" Revan menoleh kembali menautkan alisnya

"Cuma mau mastiin lo di jemput" ucapnya.

Alice mengalihkan pandangan ke depan kembali lalu merogoh tasnya mengambil ponselnya membuka aplikasi WhatsApp melihat room chatnya dengan papah nya, pesan nya masih belum di balas bahkan dibaca saja tidak.

Alice mematikan ponselnya langsung 'gimana nih' batinnya sambil menepuk nepuk ponselnya ke tangan kirinya.

Lalu menoleh kesamping di lihatnya Revan kini tengah memainkan ponselnya.

5 menit

10 menit

18 menit

Shit. Belum ada tanda-tanda dirinya akan di jemput.

Revan beranjak dari duduknya lalu menatap Alice yang kini tengah gelisah,
"Pulang bareng gw aja, bokap lo ga jadi jemput, mungkin" ajaknya sekali lagi

LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang