🌹7🌹

13 4 0
                                    

Vote dulu dungs:33

Happy Reading Guys❣️


Suasana kamar bernuansa putih cream itu masih sunyi, menampakan sang pemilik kamar masih terlelap dalam mimpinya.

Sampai suara nyaring berasal dari nakasnya berdering untuknya ke 2 kali nya.

Tok Tok Tok
"Alice! Bangun ini udah siang, kamu bisa terlambat sekolah" teriak Dita-mama Alice  sedari mengetok pintu kamar Alice.

Yang di teriakipun terganggu tidurnya,
"Hmmmm...iya maa." Alice seraya bangun dan mengucek matanya sebertar memastikan penglihatannya tidak buram karena habis tidur. Kemudian menoleh ke samping menampilkan Walker menunjukan pukul 06.47 yang artinya dia telat ke sekolah.

Alice langsung menyibakkan selimutnya berlari ke arah kamar mandinya dan bersiap secepat kilat dia tidak punya waktu banyak untuk bersiap-siap.

Rania memakai sepatu terburu buru saat menuruni anak tangga,
Dita yang melihat kelakuan anaknya hanya menggeleng heran dengan kelakuan anaknya jika sudah telat bangun.

Alice sedikit berlari ke meja makan dan menghampiri Dita, "papah mana ma?" Tanya nya buru mengambil roti yang sudah Dita siapkan untuk Alice. Lalu mengapitnya dengan mulutnya

"Papah udah berangkat dari tadi, kamu bangunnya kelamaan" ucapnya

"Yah kok di tinggal sih, terus aku berangkat naik apa?" Seraya mengambil rotinya dari mulutnya

"Pesan taxi aja, udah cepat berangkat ini udah tekat Alicia" ujarnya

"Iya ma Alice berangkat. Assalamualaikum" menyalami mama dan melengos lari segera memesan taxi.

Di raihnya ponselnya dalam saku, membuka aplikasi taxi onlinenya. Namun belum ada taxi yang masuk untuk menjemput nya, Alice terus berlari keluar gerbang komplek perumahannya dan berhenti di depannya menoleh ke kiri ke kanan memastikan angkutan umum lewat karena jika dia menunggu taxi bisa-bisa dia ketinggalan jam pertamanya di sekolah.

Dari kejauhan sebuah motor besar berwarna merah-hitam itu bergerak mendekati seseorang yang terlihat resah sembari memegang ponselnya.

Telakson motor menyeruak menyadarkan Alicia dari ponselnya. Saat mengadahkan wajahnya dia mengernyit bingung. 'siapa?' pikirnya

Melihat Alice yang menatapnya bingung akhirnya Revan membuka helm nya, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan itu.

Alice kaget bukan main saat lelaki di hadapannya membuka helm nya "Re-revan? Kak Revan?"

"Ayo naik." Ajaknya
"Naik!" Alice masih kebingungan dengan ucapan Revan

"Ini udah telat. Mau bareng atau engga!" Ajaknya sekali lagi.

Alice terdiam. Dia bingung harus menerima tumpangan Revan atau tidak jika dia menerimanya dia malu tapi jika menolak dia akan benar-benar terlambat. Masa bodo dengan persetan malu Alice langsung naik di jok belakang motor Revan.

Revan tersenyum lalu memasangkan helmnya kembali. Dan melajukan motornya cepat ke sekolah.
Selama perjalanan tidak ada pembicaraan keduanya fokus dengan pikiran masing-masing. Alice yang resah karena sudah terlambat sekolah dan Revan yang fokus mengendarai motornya.

Saat tiba di parkiran sekolah keduanya turun bersamaan. Pintu gerbang memang belum di tutup tapi GDS sudah stay menyambut siswa siswi yang terlambat masuk sekolah.

Beruntung GDS tidak melihat mereka masuk telat karena sibuk mengurusi siswa yang sudah telat lebih awal dari mereka. Alice segera berlari menuju kelasnya meninggalkan Revan tanpa ucapan terimakasih dia berlalu begitu saja. Sepanjang kooridor dia hanya berdoa semoga gurunya belum masuk kelas.

LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang