🌹13🌹

12 3 2
                                    


Vote dulu dungs:33

Happy Reading Guys❣️

"Mau beli sesuatu?" Alice menoleh menganggukkan mengiyakan

"Mau beli sepatu buat Camping nanti" ujarnya lalu di angguki oleh Revan.

Keduanya berjalan beriringan memasuki mall yang berada di pusat kota itu. Saat tiba di lantai dasar 2 Revan tak sengaja menabrak bahu seseorang karena ingin menghindari dari orang lain sebab mall terlihat cukup ramai saat ini.

Brukk..

Revan langsung menoleh bersamaan dengan Alice di sampingnya, "duh kak gapapa?"

Revan tak menghiraukan ucapan Alice pandangannya jatuh pada sosok gadis di depannya yang memegang bahunya, baru akan mengucapkan maaf tiba-tiba
Seorang laki-laki di samping gadis itu ikut menoleh,

"Rania, it's okay?" Revan yang mendengar itu terdiam seketika, apa dia bilang? Dirinya tidak salah dengar'kan

"Eum.. sorry ya" gadis itu menoleh matanya bertemu dengan Revan sesaat lalu mengalihkan nya kembali.

Gadis itu mengangguk kecil seraya tersenyum manis. Revan membeku di tempat

'senyum itu' batinnya

Pikirannya kalang kabut, blank entah ada apa dengan dirinya saat ini begitu melihat senyum itu.

"Ayo Ran" instruksi dari seorang laki-laki di samping gadis itu membuyarkan pikirannya. Lalu pandangan jatuh pada bandul kalung yang di pakai gadis di hadapannya.

"Kak" Alice bersuara, Revan masih menghiraukan ucapan Revan. Pikirannya terpusat pada gadis yang tak sengaja di tabraknya ini.

Selangkah. Gadis itu mulai melanjutkan langkahnya tapi Revan memanggilnya dengan begitu yakin.

"Rania" suara parau penuh dengan kerinduan itu bersuara. Revan yakin yang di hadapannya ini Rania sahabat masalalunya.

Gadis itu menoleh. Mata mereka seakan terkunci.

Revan berjalan mendekati kembali gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya.

Alex yang di samping Rania merasa aneh. Rania seperti membeku di sampingnya. Alex menyentuh bahunya pelan, Rania masih fokus dengan pandanganya. Alex menoleh lalu melihat lelaki yang Tak sengaja menabrak bahu Rania itu mendekatinya dengan tatapan. Alex mengerti itu. Alex menatap Rania dan lelaki itu secara bergantian.

Crap..

Alice terdiam melihat apa yang ada di hadapannya itu.

Revan memeluk seorang gadis.

Revan terus mengeratkan pelukannya pada gadis itu. Tak memperdulikan sekitarnya. Ingin rasanya ia menangis meraung betapa rindunya dia kepada sosok yang di peluknya ini.

"Ini aku Revan".

Rania yang sempat terkejut dengan sebuah pelukan secara tiba-tiba itu, lalu mendengar lirihan suara di samping kupingnya membuat remang-remang tubuhnya kaku. Dia bisa merasakan perasaannya saat dalam pelukannya.

'Revan' batinnya.

Alice semakin di buat tak mengerti dengan apa yang dilihatnya sekarang. Revan benar-benar memeluk gadis itu. Dilihat dari cara dia memeluk sepertu menyalurkan semua rasa yang dia yakini itu rindu.

Alice mulai membatin  'tatapannya..' .

Revan melepas pelukannya lalu menangkup kedua pipi Rania

"Miss you so much" Mata Rania mulai berkaca-kaca, ini nyata Revan nya yang selama ini dia rindukan ada di hadapannya dalam pelukannya. Rania ingin menangis tapi Rania tidak akan menangis dihadapan Revan.  Tangannya bergerak memegang tangan Revan yang berada di pipinya lalu melepaskan pegangan pada pipinya.

"Tidak"

entah dorongan dari mana Rania mengatakan Tidak.

Rania memundurkan dirinya beberapa langkah.

Revan terpaut alis bingung apa maksud tidak dari perkataan Rania ini. Lalu Rania melengos pergi sambil menarik lengan Alex meninggalkan Revan yang masih terdiam dan kebingungan dengan ucapannya.

Dia belum siap jika harus bertemu dengan Revan kali ini.

~~~

Di balkon kamarnya Rania terdiam sesekali menutup mata menikmati semilir angin malam.

Tangannya menyentuh dada depannya memegang liontin kalung yang dia pakai. Memejamkan mata merasakan desiran jantung saat ia menggenggamnya.

Flashback on

"Rania, pakai ini aku membelikan ini untukmu kemarin mama mengajakku ketempat perhiasan, aku membelikannya untukmu" laki-laki kecil itu tersenyum seraya menarik lengan gadis kecil untuk menerima pemberiannya. Gadis kecil itu menerimanya lalu tersenyum manis

"Makasih Revan"

Flashback off

Rania terus memegangi liontin kalung itu. Dia menangis diam. Masa itu terlalu manis dalam ingatannya dimana saat dia pertama kali di beri hadiah oleh seseorang. Revan.

"Miss you so much"

"Tidak"

Kejadian tadi siang terus terulang dalam pikiran Revan. Dia tak mengerti mengapa Rania mengatakan itu dan pergi meninggalkannya.

Tak sampai di situ dia juga memikirkan tentang perasaannya.

Revan menyadari tentang perasaanya pada dua gadis itu. Tapi tak bisa di pungkiri perasaannya itu membuat dirinya di ambang kebingungan.

'Rania'

gadis yang dulu pernah mengisi warna kehidupan padanya kini sudah kembali. Lalu apa yang dia pikirkan lagi.

Ah tidak. Masih ada Alice gadis polos yang lebih muda 1 tahun darinya itupun sudah mengisi kekosongan hati Revan selama beberapa waktu lalu.

~~~

Makasih 🥰 yang udah selalu baca cerita ini
Jangan lupa klik icon ⭐ 👇🏻

LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang