°09

315 51 17
                                    

bulan-bulan berikutnya, daehwi meliburkan tutor-tutornya karena ia harus sibuk mengikuti jam pembelajaran yang lebih lama secara ia sudah kelas tiga. bahkan ia menginap di rumah chenle yang perjalanannya hanya lima menit menggunakan mobil dari sekolah karena jam pembelajaran yang hampir 20 jam sehari. donghyun mengijinkan -setelah berbicara dengan orang tua chenle tentunya- toh, guanlin dan jeongin juga ikut-ikutan.

lagipula siapa yang tak mau tinggal di rumah dengan fasilitas mewah seperti di drama korea? orang tua chenle malah senang, karena rumah mereka terlalu besar untuk ditinggali sekeluarga.

karena itu, usai ujian CSAT yang memakan waktu berjam-jam, daehwi tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak senang dan memeluk teman-temannya. alih-alih pulang ke rumah dan tidur untuk menggantikan kantung mata yang sudah hitam, mereka merayakannya dengan makan di restoran ayam favorit mereka.

tadinya donghyun mau menjemput daehwi atau mentraktir bocah-bocah itu makan di luar, tapi karena ada panggilan mendadak dari yang mulia sewoon, ia terpaksa mengganti rencana dan mengajak daehwi ke luar kota besok.

"sumpah ya, aku tadi buru-buru banget jawab soal terakhir. mana aku cuma nebak-nebak doang!" ujar jeongin menggebu-gebu sambil memakan paha ayamnya.

daehwi yang baru selesai mengabari donghyun mengenai dimana ia sekarang, ikut menimpali "aku juga! salah sendiri guru kim berdiri di sampingku, gimana nggak grogi?!"

"kalian masih mending, kayanya ada soal yang kelewatan, deh, tadi..." guanlin mengusak rambutnya kasar, padahal ia baru saja memakan ayam saus pedas, yang langsung disuguhi wajah jijik dari daehwi.

"udahlah, guys!" chenle baru kembali dari kasir sambil menenteng dua botol soju di masing-masing tangannya, lalu mengambil tempat di samping guanlin yang masih galau. "yang penting kita sudah selesai ujian, sekarang kita nikmati hasilnya! nih, aku traktir!"

"lho, kita mau minum itu?" daehwi terkejut. ia pikir tadi chenle pergi untuk membeli soda.

"memang kenapa? kita kan, sudah 18 tahun. kalian belum pernah?"

tiga yang lainnya menggeleng polos.

"sama, aku juga belum. kenapa nggak coba aja sekalian!" chenle menyengir lebar, membuka penutup botol sojunya dengan tidak sabar. "lagian udah malem, cuacanya dingin juga. bukankah mendukung sekali?"

"boleh, deh. aku juga penasaran." guanlin meminum habis soda di gelasnya, lalu mendekatkannya ke chenle yang siap menuang cairan bening mirip air mineral itu.

jeongin juga tanpa berpikir panjang mendekatkan gelasnya juga. tersisa daehwi, ia sibuk mengamati wajah teman-temannya saat menenggak minuman beralkohol tersebut. 

"aaahhh.. pahit banget!" jeongin mengusap mulutnya, sementara matanya terpejam kuat karena sensasi aneh yang mengaliri tenggorokannya.

"nggak enak, ya?" tanya daehwi.

"enak, kaya vodka." chenle mengecap beberapa kali, lalu mengambil gelas keduanya.

guanlin menatapnya tak percaya. "woahh.. kamu juga pernah minum-minum di belakang kita? kok, kamu nggak pernah bilang?"

"kalian nggak pernah tanya, sih. aku punya banyak di rumah padahal dan kalian sering lewat dapurku." chenle menatap daehwi yang belum minum sama sekali. "daehwi nggak mau?"

daehwi sebenarnya juga ingin tahu rasanya. jeongin bilang tidak enak dan memesan soda lagi, chenle yang sudah berpengalaman bilangnya enak. guanlin tidak berkomentar, tapi melihatnya meminum gelas kedua menimbulkan kesimpulan kalau anak itu juga suka.

"mau, kok. sedikit aja, kan nyoba." daehwi menyodorkan gelasnya. "lagian mamaku nggak pernah bahas soal ini."

🌹🌹🌹🌹🌹

Papa? [MXM - Youngdong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang