°10

368 48 41
                                    

"nak, apa yang ingin kau beli?"

eunsang kembali ke dunia ketika -sepertinya- pemilik toko berusia lima puluhan ke atas itu menatap ke arahnya. memang sejak tadi ia hanya berjongkok dan memilih barang di rak alat kesehatan yang kebetulan letaknya dekat meja kasir, jadinya tak heran kalau bapak itu jadi tidak sabar.

tapi tidak, eunsang tak melihat adanya guratan marah pada wajah pria paruh baya itu. beliau mengulas senyum hangat dan bertanya lagi, "apa ada yang bisa saya bantu?"

"ah, maafkan saya. tadi saya hanya sempat bingung." eunsang mengambil asal satu kotak obat dan kotak lainnya yang ada di hadapannya, lalu membawanya ke meja kasir.

bapak itu menatapnya sekilas, pandangannya bergantian kemudian ia tersenyum lagi dan memindai barcode dari barang tersebut. "ini saja?"

"iya, tuan."

"harganya seribu lima ratus won, nak. kau butuh kantung plastik?"

"t-tidak usah."

"eunsang?? kebetulan banget!"

eunsang reflek menyambar barang belanjaannya dan memasukkannya ke dalam kantong jaketnya saat namanya benar-benar dipanggil oleh seseorang. ia makin terkejut saat tahu siapa pemilik suara lembut dan menenangkan itu.

"o-oh, mama!" eunsang segera membungkuk sopan. ternyata donghyun. kekasih papanya. calon ibu tirinya kelak (yang ini, hanya eunsang yang mengamini, atau mungkin youngmin juga).

"aish, untuk apa seperti itu? tidak usah formal-formal padaku," sahut donghyun sambil tertawa cantik, membuat eunsang hanya mengangguk dan tersenyum malu. "kok sendirian? nggak sama pacarnya?"

wajah eunsang memerah, ia langsung tahu kok maksud dari 'pacar' itu junho, memangnya dia dekat dengan siapa lagi? tapi dia tak bisa untuk tak memanas karena baik youngmin maupun donghyun selalu membahas tentang itu. padahal eunsang dan junho itu cuma berteman!

"kamu mau es krim?" donghyun rupanya membawa sekeranjang penuh bunggeopang ice cream, mungkin ada 11 bungkus. "pilih aja, atau kamu mau rasa yang lain? soalnya daehwi pesennya rasa buah semua, nih. oh atau mau roti aja?"

"eh, nggak usah ma-"

"udah nggak apa, sayang. yuk, mama jajanin." 

donghyun dengan semangat menggandeng eunsang berkeliling di toko yang tidak sebesar itu, namun sangat lengkap. serupa dengan 7/11 dan koreamei, hanya saja tidak bernama dan bapak yang ada di meja kasir itulah pemilik sahnya.

ah, iya. bapak kasir! eunsang lupa kalau ia belum membayar belanjaannya sendiri. ia pun kembali dan mendapati pria paruh baya tersebut tersenyum penuh arti, tentu saja meminta uangnya.

"lho kenapa, eunsang?" donghyun baru sadar kalau eunsang lepas dari gandengannya.

"mau bayar dulu-"

"nanti aja sekalian habis milih jajan-"

eunsang sudah menyerahkan beberapa lembar uang yang diterima dengan senang hati oleh sang pemilik toko. "yah, terlanjur, ma."

donghyun geleng-geleng maklum, lalu merangkul bahu eunsang agar anak itu tidak kabur lagi.

"memangnya kamu beli apa, sayang?"

"cuma permen kok, ma."

"ish, lain kali kalau ketemu mama di toko begini jadiin satu aja sama belanjaan mama."

mungkin donghyun lupa kalau eunsang -ralat, papanya eunsang alias kekasihnya itu jauh lebih kaya darinya. tapi eunsang bisa mengerti, donghyun melakukan ini sudah pasti untuk melakukan pendekatan padanya.

Papa? [MXM - Youngdong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang