°14

303 36 8
                                    

aku baru sadar dah dua bulan lebih tidak update 'papa?' :"

semoga kalian tidak mabok ya karna isinya sama sekali tak jelas.. mood menulis ada, ide juga melimpah, tapi mengembangkannya yang ga bisa :"

sama ini agak rated.. kayanya, sih. jangan berharap banyak tapi :"











dua bulan. lebih beberapa hari mungkin? ujian akhir semester telah selesai, hasilnya pun sudah keluar namun eunsang masih belum mendengar ajakan semacam 'ayo ke rumah sakit!' dari mulut junho.

setiap kali eunsang ingin membahasnya, namun sahabatnya itu seperti telah tahu dan buru-buru mengelaknya. mengganti topik dengan sangat acak hingga eunsang sendiri lupa akan apa yang menghantui isi kepalanya. mereka beraktivitas seperti biasa seolah pengakuan waktu itu tak pernah terjadi, membuat eunsang berpikir, mungkin setelah ujian junho baru akan menemaninya ke rumah sakit dan memeriksakan 'seseorang' yang ada di perutnya.

awalnya eunsang berusaha memaklumi. barangkali junho sedang banyak pikiran, apalagi belakangan terjadi berita tak mengenakkan tentang perusahaan ayah junho yang mengalami kebangkrutan dan lain sebagainya, karena itu junho juga sering pulang lebih cepat dan tidak menemani eunsang.

di hari terakhir sekolah, eunsang menahan tangan junho yang hendak masuk ke mobil jemputannya. menatap pria sebayanya dengan tatapan datar.

"cha junho, kamu bukannya sedang menghindariku, kan?" ucapnya lirih.

junho terdiam. bibirnya terbuka, namun mengatup kembali seolah kata-katanya tertelan habis. hembusan nafas mereka nampak beradu di tengah musim dingin yang menggigit tulang. bahkan eunsang bisa merasakan bahwa mereka sama-sama gemetar.

"eunsang.." junho memegang kedua bahu eunsang, namun tatapannya tidak mengarah lurus ke depan. "aku janji—"

"jangan berjanji kalau kau tak bisa menepatinya. aku tahu selama liburan musim dingin kau akan sibuk magang di perusahaan ayahmu," potong eunsang cepat. "kau akan dilatih di sana, tidak mungkin punya waktu."

junho menghela nafas. "ada, kok. pasti ada! nanti hari minggu—"

namun eunsang kembali menyela, "kita selalu punya waktu namun kau tak pernah menggunakannya dan terus mengelak."

mereka kembali hening. lalu lalang siswa yang keluar dari gedung sekolah masih menjadi suara latar belakang mereka. junho nampaknya tidak suka dengan keadaan dimana mereka harus membicarakan hal seperti itu di tengah keramaian dan eunsang tak perlu kata-kata semacam itu untuk mengerti.

"junho!" sentak eunsang. "aku mau sekarang! sekarang!!" nadanya terdengar merengek bercampur frustasi, yang mana jika ia tersentuh sedikit saja air matanya bisa ikut menetes.

junho mengalihkan pandangannya pada mobil perusahaan sang ayah yang masih setia menunggu mereka. dan lagi-lagi, eunsang tak perlu penjelasan.

"maaf.." junho mengusap-usap tangan eunsang. "aku serius. pokoknya aku akan menghubungimu dan kita akan periksa sama-sama. maafkan aku. jangan berpikir kalau aku menghindarimu, ya?"

dengan perlahan eunsang melepaskan tangannya dari genggaman junho. masih menatapnya datar. "tidak perlu. aku bisa sendiri, kok."

'aku tidak mau sendirian. jangan tinggalkan aku..'

🌹🌹🌹🌹🌹

"makan malam bersama di hari natal?" donghyun mengapit ponselnya di antara telinga dan bahu, sementara kedua tangannya sibuk membereskan kertas-kertas berisikan lirik lagu yang dipakai sehabis rekaman barusan. memasukkannya ke dalam map berbentuk amplop a4, tak lupa memberikan pembatas agar tidak tercecer.

Papa? [MXM - Youngdong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang