42

8 1 4
                                    

"Kiy,gua bawa makanan dan bunga kesukaan lu" ucap Sitae antusias memasuki ruangan.

Namun betapa terkejutnya Sitae saat melihat bercak darah ada di lantai,dan Kiya tak ada di kasurnya

Flashback

Kiya terbangun dari tidurnya dan menemukan ruangannya kosong,Kiya segera melepas infusnya

Kiya melangkah menuju pintu dan memeriksa keadaan sekitar,lalu ia menuju vas bunga yang ada di meja kecil samping sofa

Ia langsung menghempaskan vas yang terbuat dari kaca itu,lalu ia mengambil satu pecahan kaca dan menggenggamnya dengan kuat sambil tersenyum

Kiya melangkah menuju toilet dan menginjak pecahan kaca yang ada di depannya,yang membuat darah segar berceceran sesuai kemana ia melangkah

Sesampainya di toilet,Kiya menatap kaca dan tersenyum,ia mulai menggoreskan pecahan kaca ke lengannya,lalu melemparkan kaca itu kesebarang tempat

Flashback End

Sitae mengikuti bercak darah yang menuju toilet,dan benar saja,Kiya sudah tak sadarkan diri dengan darah yang memenuhi ruangan toilet

Sitae segera berlari untuk memanggil dokter,dengan sekejap dokter pun datang dan Kiya di pindahkan ke ruang UGD kembali

Selama Kiya masuk ke UGD,Sitae hanya duduk menangis sambil terus mengucapkan kata maaf

"Kenapa lu lakuin hal kek gini?gua merasa jadi sahabat yang buruk dengan tingkah lu yang kek gini,maafin gua,lu harus sembuh dan jadi sahabat yang gua kenal dulu" batin Sitae sambil mengelus lembut pucuk kepala sahabatnya itu.

"Sitae noona" panggil seseorang,Sitae pun menoleh ke sumber suara.

"Noona kenapa disini?" tanya orang itu.

"Chin~ah,Kiya..."

"Kiya noona kenapa?" tanya Chin dengan raut wajah khawatir.

"Kiya mencoba bunuh diri lagi" jawab Sitae.

"Mwo?bagaimana bisa?" tanya Chin tak percaya.

"Aku membelikan makanan dan bunga kesukaannya,ku harap saat ia sadar,ia merasa senang,tapi semuanya malah seperti ini" jelas Sitae sambil terisak.

Chin pun merangkul dan menepuk pelan pundak Sitae,mencoba menenangkan noonanya itu

"Sudahlah noona,uljima eoh,ini semua bukan salahmu" ucap Chin.

"Bagaimana mungkin ini bukan salahku?jika aku tak meninggalkannya,semua ini tidak akan terjadi" sahut Sitae yang masih terisak.

"Tenangkanlah dirimu" ucap Chin lalu memeluk Sitae.

Beberapa menit kemudian akhirnya dokter keluar dari ruangan,Chin dan Sitae pun langsung bergegas menghampiri dokter

"Gimana dok?" tanya Sitae dengan raut wajah khawatir,begitu juga dengan Chin.

"Kami membutuhkan transfusi darah,tapi kami kehabisan stok darah dengan golongan tersebut,jadi apa ada golongan darah dari keluarga yang sama dengan pasien?" ucap dokter,Sitae dan Chin saling bertatapan.

Unexpected Fate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang