Awal perjuangan

34 11 0
                                    

Aku gadis biasa pada umumnya tak banyak yang spesial di diriku selain aku hanya jago melukis aku bukan tipe anak yang bisa mengungkapkan perasaan seperti orang pada umumnya aku hanya bisa menyembunyikannya, iya aku jago sembunyi kayak kura - kura bergerak lambat dan juga berat ini lah awal ceritaku

🎭🎭

Aku Alsheina Even aku saat ini bersekolah di sekolah seni terkenal SOA (School Of Art) banyak orang berlomba - lomba masuk ke sini untuk jadi seniman pro begitupun juga aku yang memulainya dari awal jangan berfikir aku pake uang orang tuaku itu salah aku kerja banting tulang buat masuk sekolah ini dan semua pekerjaan sudah ku coba hingga uangku terkumpul cukup untuk biaya sekolah dan bersyukurnya aku dapat biaya siswa penuh karena aku sering mewakili sekolah dalam lomba - lomba internasional dan hasilnya aku juara setiap lomba sebenarnya aku menilai lukisanku biasa saja karena aku melukis seperti orang pada umumnya gak ada yang spesial tapi berbeda dari mereka yang sangat mengenal seni

Karena aku selalu di tunjuk untuk ikut lomba jadi tidak sedikit orang yang menghujatku dan membuliku secara kasar aku ingin keluar tapi karena mengingat perjuanganku jadi aku berfikir 2 kali dan itu tidak mudah lagi pula ini sudah pilihanku dan aku harus tanggung jawab atas apa yang ku pilih pada awalnya ini sekedar mimpi bodo bagi sebagian orang yang menganggap tidak mungkin untuk masuk sekolah ini tapi aku berhasil membuat mimpi bodo itu tercapai dan sekarang mereka memujiku tapi aku tidak terlalu suka dengan pujian karena pujian bisa membuatku sombong dan itu membuatku jatuh ke dasar jurang

Aku tidak pernah memperlihatkan mukaku aku selalu menunduk kalau enggak aku suka pake masker karena aku orang yang pemalu dan gak PD dengan apa yang ku lakuin selama ini berpakaian pun aku tidak terlalu memikirkannya yang penting aku nyaman

Saat ini aku baru datang ke sekolah dan aku selalu datang pagi ke sekolah karena rumahku cukup jauh ke sekolah dan saat ini aku kesiangan karena aku di cegah untuk naik bus dengan geng yang selalu membuliku aku sama sekali gak ngerti di pikiran mereka untuk membuliku karena orang kaya semua yang mereka mau mereka bisa dapetin dengan cara mudah tapi buat perhatian keluarga tidak aku sering mendengar mereka ngobrol soal keluarga mereka yang sibuk - sibuk sendiri untungnya aku tidak aku punya keluarga yang perhatian dan mendukung semua yang aku mau tapi tidak dengan lingkunganku aku bisa membuat lukisan indah di mata orang - orang tapi di dalam semua itu punya arti yang sangat mendalam bagi orang ini sekedar garis di atas kertas tapi bagi yang mengerti gambar ini gak cuman sekedar garis biasa ini garis perasaanku

Garis kepedihan, kemarahan, kebahagiaan semua ada di sini aku memang tidak punya teman tapi profesor di dekat denganku dia selalu memberi saran soal lukisanku kita saling terbuka soal seni lukis tapi aku tidak bisa terbuka soal perasaanku tapi profesor ini mengerti soal perasaanku setiap lukisan yang ku buat

"Kau tak pandai mengrangkai kata Sheina tapi kau pandai menyembunyikan rasa" kata profesor sambil melihat lukisan

"Aku tak mau membuat orang terluka oleh ucapanku tapi aku ingin orang merasakan hatiku di lukisanku"

Satu hal aku gak pernah memperlihatkan wajahku ke semua orang hanya orang terpilih saja yang bisa lihat wajahku aku memang gak PD aku pemalu dengan menunduk begini aku bisa menutupi semua ekspresi wajahku aku bisa bergumam tanpa orang lain tahu aku bisa menangis tanpa orang lain tahu dan aku nyaman begini walau...

"Kalau kau menunduk terus itu gak baik untuk lehermu" kata profesor sambil menilai tugas

"Aku nyaman begini dan aku akan memperlihatkan wajahku saat di rumah"

"Sheina anggap lah aku rumahmu" kata profesor singkat tapi mengena di hati

Kata - kata profesor sangat mendalam walau secara garis besar aku tidak mengerti sepenuhnya kata - kata itu tapi hatiku lebih peka soal itu saat itu kepalaku terangkat tapi gak jadi karena ada seseorang yang datang menemui kami berdua dan aku membalikan badanku ke sisi lain

"Hi profesor Stefen" sapa pria itu ramah

"Hi juga siapa namamu?" kata profesor ragu

"Wow sungguh aku sudah lama sekolah di sini tapi profesor tidak ingat siapa namaku haha"

"Karena namamu itu unik dan beda karena di telingaku asing jadi maaf"

"Iya aku paham prof aku juga gak ngerti kenapa orang tuaku memberi nama ini"

"Mereka ingin kau hidup seperti namamu yang unik itu dan yah itu terbukti di lukisanmu" menunjukkan lukisan yang di buat oleh Chwe

"Prof mengejekku?"

"Tidak aku tidak sama sekali berfikir begitu tapi gambarmu ini sama dengan lukisan anak TK"

"Itu namanya mengejek prof" jawabnya kesal

"Ini bukan ejekan ini kenyataan sepertinya kau harus belajar dengan ahlinya"

"Aku harus belajar dengan prof kalau begitu aku mau"

"Bukan aku tapi dia" profesor menunjuk Sheina

"Oh kau namanya Sheina anak yang sering ikut lomba terkenal itu kenalkan aku..." bicaranya terpotong karena Sheina sudah tahu

"Kau Chwe Vernon Hansol" jawab Sheina singkat

"Benar sekali semua orang tahu namaku haha salam kenal dan sampai jumpa" Chwe pergi meninggalkan tempatnya

Aku harus meninggalkan profesor karena aku harus segera pulang karena banyak pekerjaan yang harus aku selesain setelah berpamitan aku pergi ke halte bus yang gak jauh dari sekolah tapi perjalanan ku terhalang karena geng itu datang menemuiku mereka membawa minuman soda sepertinya mereka akan menyerangku

"Hi Sheina mau ke mana buru - buru banget" kata Toy dengan rayuannya

"Aku ada pekerjaan nanti aku terlambat bisa gak nyerangnya nanti aja?"

"Oooh hoho maaf nona tapi tanganku sudah gatal pengen menyerangmu sepertinya kau harus mandi setelah ini" menyiram minumannya dengan santai

"Itu kurang bewarna sobat kita tambahkan warna biru" lanjut temannya menyiram

"Hi sudah lah kawan - kawan nanti dia bisa sakit dan gak bisa ikut lomba lagi" celetuk temannya dengan nada dingin

Mereka meninggalkan aku dengan tubuh yang basah kuyup dengan dua warna di tubuhku untungnya aku pakai jaket jadi baju dalamku tidak terlalu basah dan ini bukan pertama kalinya mereka menyerang mereka pernah melempar ku dengan telor, air cucian piring, dll aku sudah terbiasa awalnya aku menangis tapi sekarang sudah biasa seperti rutinitas begitu aku gak berani melawan karena mereka punya kedudukan di sekolah ini beda denganku yang hanya remah - remah roti

"Cih percuma aku ikut lomba - lomba itu sama sekali tidak berguna" keluh Sheina kesal

"Aku pikir kau perlu ini" memberikan handuk

"Gak usah aku langsung mandi saja makasih" pergi dari pria itu dengan buru - buru

Yah aku naik bus dengan tubuh basah kuyup dan semua orang melihat ke arahku dengan tatapan aneh dan membuatku gak nyaman itu kenapa tidak sembarang tempat ku sebut rumah gak ada yang ku percaya selain keluarga ku dan ibuku sudah melarang ku untuk sekolah di sana tapi aku gak mau mendengarkan karena seni adalah hidupku aku ingin suatu saat aku bisa bertemu seseorang yang mengerti diriku selain orang tuaku

What's up guys aku jumpa lagi nih di karya baruku maaf kalo lebih banyak penjelasan hehe semoga kalian suka tunggu next chapter ya makasih semua 😉😊

Btw baca cerita ini sambil denger lagu NCT Dream judulnya Puzzle Piece

Pain( t ) [ Continue ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang