chapter-nine

1.8K 237 6
                                    

-MY ENEMY FRIEND-

HAPPY READING
.
.
.


Flashback

"Mina-ah, jangan terus menempel pada Mark, kau membuatnya tak nyaman," ucap seorang namja tampan pada adik manisnya.

"Benarkah? Apa kau keberatan, oppa?" tanya si yeoja manis.

"Kau mau aku jawab jujur atau bohong?" Mark bertanya balik.

Gadis manis itu merengut mendengarnya. Dia tahu apa yang akan mark katakan selanjutnya, jadi dia memilih untuk melepas gandengannya di lengan mark dan ganti bergelanyut manja pada namja lainnya.

"Apa kau juga keberatan menggandengku, oppa?" tanyanya.

"A-aniyo...,"

"Jungwoo oppa, kau memang yang terbaik!" seru mina sambil mempererat gandengannya di lengan namja tampan itu.

"Ya! Mina , kenapa kau seperti lintah, eoh? Menempel ke sana-sini?" ejek seseorang.

Ketiga namja tampan dan yeoja itu menoleh serempak ke arah asal suara.

"Yoon sanhaoppa!" seru mina bersemangat sembari berlari kecil ke arah Sanha. "Apa pertandingan kali ini?" tanya mina penasaran.

"Eobseo!" jawab si tampan yang datang terakhir.

Mina mendesah kecewa. "Ya..., nggak seru!" ucapnya lalu berbalik meninggalkan sanha kembali kepada ketiga 'oppa'nya yang lain.

"Aku juga merasa aneh, biasanya tiap kali berkumpul, yang pertama kali sanha lakukan adalah menantang donghae hyung bertanding. Rasanya aneh kalau kau mengatakan tidak ada pertandingan," komentar jungwoo.

"Hari ini aku hanya ingin bersenang-senang," ucap sanha seraya melangkah mendahului teman –temannya masuk ke festival olahraga sekolah.

"Apa kau sudah menyerah untuk menantangku, sanha?" tanya donghae menggoda adik kelasnya itu.

"Menyerah?" sanha menoleh. "Jangan bercanda!"

"Lalu?" tanya mereka bareng sementara mark tampak acuh.

Sanha menatap teman-temannya bergantian. "Arraseo! Kita lakukan saja!" ucap sanha cepat. Sementara donghae hanya menertawai kepolosannya.

"Kita main apa kali ini?" tanyanya.

Sanha tampak berpikir.

"Kalau kau gagal mengalahkannya, maka aku tidak akan mengakuimu sebagai temanku lagi. Kau sudah kalah sembilan kali, sanha!" ucap mark.

"Tenang saja, sanha'ah. Aku tidak akan kalah kali ini!"

"Kenapa kau yakin sekali bisa mengalahkan oppaku, sanha oppa?" tanya mina.

"Karena feelingku kali ini bagus, mina-ah. Ini mungkin akan menjadi pertandingan hidup dan mati. Tapi tenang saja, jika donghae hyung mati, aku yang akan menjagamu seumur hidupku," kelakar sanha.

"Ya! Kau menyumpahiku, eoh?" donghae memukul kepala sanha dengan kesal. "Tapi idemu bagus juga. Baik, taruhan kali ini, jika aku kalah, kau boleh menikahi adikku," ucapnya kemudian.

"Mwo? Aku tidak tertarik padanya!" tolak sanha.

"Aku juga tidak tertarik padamu. Mark oppa jauuuuuuuuh, lebih keren dari muka pucat sepertimu!" balas mina.

"Apa kau bilang?!" teriak sanha sambil melotot pada mina.

"Markeu, oppa...!" si yeoja langsung bersembunyi di belakang mark, meminta perlindungan. Sementara yang lain justru menertawainya.



.

"Oppa, mark oppa!" panggil mina sekali lagi.

Mark tersentak, tersadar dari lamunannya. "Ah, ne?" tanyanya.

"Kau melamun? Apa yang oppa lamunkan? Apa aku?" tanya mina.

Mark mengacak rambut yeoja manis itu. "Kau sudah bertemu Jungwoo dan Sanha?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Yeoja itu menggeleng. "Aku akan memberi mereka kejutan. Lagi pula aku hanya mampir sebentar saja. Appa ada pertemuan bisnis di Jeju. Kami hanya mampir untuk mengantar titipan. Hari minggu kami akan kembali ke sini. Jadi aku akan menemui mereka nanti."

Mark menyentil dahi mina. "Kalau begitu kenapa justru hanya menemuiku?"

"Aish, appo!" jerit mina sambil mengusap-usap dahinya. "Tentu saja, karena aku merindukanmu, oppa!" ucap mina.

"Kau ini," cibir mark. "Tapi, kebetulan sekali, senin malam nanti Sanha mau mengadakan sesuatu di rumahnya. Kau bisa datang bersamaku," ucapnya.

"Jeongmalyo? Apa ini ajakan kencan?" seru gadis itu.

Mark menepuk dahi mina gemas. Tak ada jawaban lain selain itu, tapi si gadis tau maksudnya dan langsung memasang wajah kesal padanya.

Tanpa keduanya sadari seseorang tengah mengawasi mereka sejak beberapa menit terakhir.

"Kau menemukan bukunya, donghyuck ie?" panggil jaemin.

Donghyuck tersentak, seraya menoleh. "Ne!" jawabnya sambil meraih sebuah buku dan berbalik pergi.

Mark menoleh mendengar suara namja manis itu. Tempat ini terlalu sepi untuk tidak mendengar suara teriakannya meski tak begitu keras.

Si manis sempat menoleh dan langsung membuang muka pada detik yang sama, saat tatapan mereka bertemu. Sedangkan si tampan hanya menatapnya tanpa ekspresi yang berarti.



Tbc

✅MY ENEMY'S FRIEND (MARKHYUCK VER.) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang