chapter-fifteen

1.8K 219 7
                                    


-MY ENEMY'S FRIEND-

Happy reading
...

Tiba-tiba donghyuck tersadar saat mark mendorongnya berbaring di atas ranjangnya. Namja manis itu mendorong si tampan, memaksanya melepas tautan di bibir mereka.

"Wae?" tanya mark sedikit kecewa.

"Kau..., bukankah kau bilang tidak menyukaiku? Kau mempermainkanku?"

"Apa aku mengatakan itu? Mempermainkanmu? Kau bilang tidak tertarik pada namja, kenapa kau merasa dipermainkan?"

"Apa?!" sentak donghyuck.

"Apa artinya kau menyukaiku?" tanya mark tepat di depan wajah donghyuck. Membuat wajah merahnya semakin memerah.

"Ja-jangan bercanda!" donghyuck memalingkan mukanya.

"Jadi kau tak menyukaiku?"

"Ani!" jawab donghyuck.

Mark menegakkan tubuhnya. "Arraseo," ucapnya dengan raut wajah datar.

"Mwo?" tanya donghyuck tak mengerti.

"Sampai besok," ucap mark seraya berbalik meninggalkan kamar donghyuck

"Jangan lupa kunci pintu," lanjutnya sebelum menghilang dari pandangan donghyuck.

Mata donghyuck mengerjap tak mengerti. Namja itu, mark, pergi begitu saja dengan mudahnya? Apa dia benar-benar menyerah? Hanya begitu saja?

"Cih! Dasar namja aneh!" maki donghyuck Tapi, kenapa rasanya kecewa juga?
Sesaat donghyuck terpaku, tak beranjak dari tempat tidurnya.

Hingga deru motor mark terdengar meninggalkan rumah yeri. Si manis perlahan turun dari ranjangnya, dan keluar dari kamarnya. Setidaknya, dia memang harus mengunci pintu.

Tapi...

"Aish...! Namja mesum, egois, manusia salju! Apa yang kau mau, eoh?!" teriaknya tiba-tiba saat teringat pada mark yang selalu berhasil mempermainkan hatinya.
.
.
.
Next day...

Keduanya masih terdiam berhadapan di meja makan. Tak ada yang bersuara, selain sendok yang beradu dengan piring.
Sang Yeoja sesekali melirik namja yang lebih muda di depannya, menunggu reaksi yang telah ia bayangkan semalam. Tapi namja di depannya justru nampak santai menikmati sarapannya. Atau ini adalah ketenangan sebelum perang?

"Tek...!" donghyuck meletakkan sendoknya, lalu meneguk jus jeruknya.
Yeri mendongak menatapnya. Merasa bahwa ketenangan donghyuck justru adalah wujud dari kemarahannya yang nyaris memuncak.

"Donghyuckie, soal stiker itu..."

"Aku akan kembali ke Kanada," potong donghyuck.

"Ne?" sentak yeri.

"Bukan karena aku merasa kalah, atau karena aku memaafkan kesalahan Noona, tapi aku ingin melihat, apa benar namja itu terbaik untuk noona," ucapnya.

"A-apa?"

"Aku akan sangat menantikan hari itu, saat noona menyesal telah menolakku dan menyabotase kemenanganku demi namja itu. Aku yakin, dia pun pasti kecewa padamu."

✅MY ENEMY'S FRIEND (MARKHYUCK VER.) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang