chapter-four

2.2K 289 11
                                    

-MY ENEMY'S FRIEND-

HAPPY READING
.
.
.

Donghyuck masuk kekamarnya sambil menatap Yeri yang asyik mengobrol di telepon dengan namja Yoon yang begitu dia puja itu. Donghyuck benci melihat ekspresi wajah noona-nya yang terus berubah setiap detik. Bahkan wajahnya kadang terlihat memerah karena tersipu.

"

Noona! Ini sudah malam! Kalau kau terlambat bangun lagi, aku tidak akan menunggumu!" ancam donghyuck

"Iya! Cerewet!" balas Yeri sambil meleletkan lidahnya. "Mianhae, sanha. Mata-mata ummaku memintaku untuk tidur. Aku tidak mau anak kecil itu mengadu yang tidak-tidak tentangku," ucapnya kemudian pada lawan bicaranya di telepon.

"Apa itu donghyuck? Kalian tinggal bersama?" tanya sanha di seberang line.

"Ah, itu..., hanya dua minggu saja."
"Waeyo?"

Yeri menggigit bibirnya. Bingung harus menjelaskan bagaimana. Mana mungkin dia mengatakan yang sejujurnya pada sanha kalau, dia dan donghyuck menggunakan namja tampan itu untuk bahan taruhan. Kemarin saja donghyuck telah cukup membuatnya malu.

"Em..., itu, karena keluarganya kan tinggal di Kanada, pasti dia akan kembali ke negrinya kan?" jawab yeri akhirnya.

"Benarkah? Jadi dia hanya sementara tinggal di Korea?"

"Ne...!" jawab yeri mulai kesal karena sanha justru terus bertanya soal donghyuck.

"Sudah malam, tidurlah! Sampai besok!" Sanha. menutup teleponnya sebelum yeoja manis itu menjawab salamnya.

.
.
.

Donghyuck menghentikan langkahnya saat kembali mendapati namja yang kemarin ia temui, berada di tempat yang sama. Namja tampan itu menoleh menyadari kedatangannya.

"Akhirnya kau datang juga," ucapnya sambil menggerakkan kepalanya memberi kode pada donghyuck agar mendekat.

"Dari mana kau tahu aku akan datang?" tanya donghyuck sambil duduk di tepi jendela di samping mark.

Namja tampan itu mengangkat bahu. "Karena feelingku tak pernah salah," ucapnya sambil mengulurkan sebuah buku pada donghyuck.

"Apa ini?"

"Bukankah kau bilang kau ingin mengalahkan Sanha? Dia bisa mengerjakan semua soal di buku itu dan hanya satu nomor yang salah. Itupun karena dia sedang demam saat itu."

Donghyuck membuka halaman per halaman buku matematika itu dengan mata membola.

"Dia mengerjakan semuanya? Mustahil!" ucapnya nyaris berteriak. "Aku paling benci matematika. Ini omong kosong!" lanjutnya dengan suara lemah.

Mark tertawa geli melihatnya. "Kalau begitu, bagaimana kalau basket? Kau bisa?"

Donghyuck menggeleng.

"Dance?"

"Ani."

"Melukis?"

"Aku tidak bisa."

Mark menatap donghyuck heran. "Lalu apa yang kau bisa? Kenapa waktu itu kau menantangnya?" tanyanya gemas.

Donghyuck mendesah. "Kau sudah tahu alasannya kan?"

"Demi kim Yeri yang bahkan tak tertarik padamu? Dasar aneh!"

"Ya! Apa hakmu mengomentariku, eoh?!" ucap donghyuck kesal sambil menghentakkan kakinya dan berbalik pergi.

Sementara mark yang ia tinggalkan hanya bisa menatapnya cengo. Padahal dia sudah berharap banyak pada namja manis itu. Dia berharap akan ada satu orang yang bisa mengalahkan Yoon Sanha, agar sahabatnya itu kembali hidup. Karena menurutnya, sanha yang sekarang seperti robot. Dia terlalu superior. Tak ada yang bisa mengalahkannya, hingga dia berubah menjadi namja yang sok berkuasa.

Donghyuck terus berjalan sambil menggerutu sampai-sampai tak menyadari, kalau seseorang berdiri di depannya. Dan dengan tidak elitnya, Yesung menabrak orang itu.

"Mianhae, aku tidak... kau?!"

"Hai, Enemy? Senang bertemu lagi denganmu? Kau tidak menempeli noonamu?" tanya orang yang donghyuck tabrak.

"Ya! Yoon Sanha! Aku menyukai noonaku tapi bukan berarti aku ini penguntit! Aku tidak perlu mengikuti dia hanya untuk selalu dekat dengannya!" jawab donghyuck kesal.

Jeongmal? Hmm, aku pikir kau semacam itu. Tapi ngomong-ngomong, buku itu..., jadi kau juga tahu kalau aku berhasil mengerjakan semuanya, hanya salah di nomor terakhir karena demam tinggi? Kau tertarik untuk mengerjakannya juga?"

"Itu...,"

"Kalau kau berhasil mengerjakannya dengan nilai sempurna, maka kau menang. Tapi..., apa kau bisa? Yeri bilang, kau benci matematika?" ucap Sanha memprovokasi.

Pipi donghyuck menggembung kesal. "Lihat saja! Aku pasti bisa menyelesaikannya!" teriaknya kesal sembari meninggalkan Sanha.

Namja tampan itu tertawa melihatnya. "Manis sekali...," ucapnya.

"Kau senang sekali sepertinya?"
Sanha menoleh. "Kau tahu, Mark'ah? Namja bernama lee donghyuck itu berpikir dia bisa menyelesaikan buku soal yang sama denganku. Lucu sekali kan?"

"Ne, aku tahu. Aku yang memberinya buku itu," jawab mark santai.

"Mwo? Waeyo?"

"Karena sepertinya akan menjadi hiburan saat dia mengalahkanmu," jawab Sanha.

"Ya! Apa maksudmu?!"

"Aku bosan melihat kemenanganmu Yoon Sanha. Makanya aku senang saat mendengarnya menantangmu. Seperti menoleh ke masa lalu," ucap mark sembari melangkah meninggalkan Sanha.

Namja tampan itu tertegun. Dia tau pasti apa yang Mark bicarakan. Masa lalu yang mereka lalui bersama. Masa lalu yang membuatnya berubah.

.
.
.
TBC

✅MY ENEMY'S FRIEND (MARKHYUCK VER.) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang