Radhiyallahu ‘anh
Menutup syair indah
Yang tengah aku nikmatiRadhiyallahu ‘anh
Menyadarkanku
Menarikku
MembangunkankuRadhiyallahu ‘anh
Tetaplah lantunkan
Suara merdu itu
Jangan berhentiBumi
11 Ramadhan 1441Shalaatat taraawiih aajarakumullah
Laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaahi shallallaahu ‘alaihim wa sallama
Allahumma shalli ‘alaa muhammadaiw wa ‘alaa aali muhammad
Allaahumma shalli wa sallim ‘alaih
Fadhlam minallaahi wa ni’mah
Wa maghfirataw warahmah. Yaa tawwaab yaa waasi’al maghfirah yaa arhamar raahimiin
Allaahumma shalli ‘alaa muhammadiw wa ‘alaa aali muhammad
Allaahumma shalli wa sallim ‘alaih
Fadhlam minallaahi wa ni’mah
Wa maghfirataw warahmah. Yaa tawwaab yaa waasi’al maghfirah yaa arhamar raahimiin
Al-khaliifatul uulaa amiirul mu’miniina sayyidunaa abuu bakrinish shiddiq
Radhiyallaahu ‘anh
Fadhlam minallahi wa ni’mah
Wa maghfirataw warahmah. Yaa tawwaab yaa waasi’al maghfirah yaa arhamar raahimiinAl-khaliifatuts tsaaniyah amiirul mu’miniina sayyidunaa ‘umarubnul khaththaab
Radhiyallahu ‘anh
Fadhlam minallahi wa ni’mah
Wa maghfirataw warahmah. Yaa tawwaab yaa waasi’al maghfirah yaa arhamar raahimiinAl-khaliifatuts tsaaniyah amiirul mu’miniina sayyidunaa ‘utsmaanubnu ‘affaan
Radhiyallahu ‘anh
Al-khaliifatuts tsaaniyah amiirul mu’miniina sayyidunaa ‘aliyyubnu abii thaalib
Radhiyallahu ‘anh
Suara shalawat yang dilantunkan bilal dan jamaah setiap antar tarawih itu terdengar sangat merdu, Aisyah mengenal dengan sangat suara bilal yang memimpin shalawat malam itu, siapa lagi kalau bukan pelantun merdu yang dikagumi Aisyah mana ada suara yang dia kenal dan dia kagumi selain suara pelantun merdu itu.
Sholat tarawih dan witir malam itu berlalu, Aisyah dan ibuknya melangkah kearah pintu keluar masjid, ibu-ibu yang lain juga keluar berhamburan saling mengobrol dan tegur sapa, samar-samar Aisyah menangkap pembicaraan ibu-ibu yang berlalu
“Eh dengar kan tadi bilalnya”
“Iya denger loh, kenapa?”
“Aduh anak itu sholeh banget, ganteng, berpendidikan, baik lagi nggak sombong tapi sayang dia jarang keluar paling dirumah buk Arum atau ke Masjid”
“Aduh anak gitu kok dibiarin masih lajang sih, harusnya segede itu udah nikah”
“Percuma sholeh, ganteng, baik, berpendidikan kalau nggak nikah-nikah”
Aisyah menggelengkan kepalanya mendengar obrolan ibu-ibu itu telingannya masih mau mendengarkan pembicaran ibu-ibu itu, ingin memastikan bahwa yang dibicarakan ibu itu adalah Mukmin, namun konsentrasi Aisyah buyar sesaat setelah ada yang memanggil namanya
“Aisyah”
Aisyah menoleh kesumber suara itu, dilihat seorang pemuda dengan senyum menghampirinya dia sudah mengenal pemuda itu
KAMU SEDANG MEMBACA
DIBALIK HIJAB MASJID (TAMAT)
RomanceAisyah sudah 21 tahun dan belum menikah, hidup didesa itu adalah aib bagi keluarga, itu lah yang Aisyah rasakan, dengan tubuh gempalnya hal itu semakin membuat dirinya jauh dari kata "menikah" jangankan melamar melirik saja laki laki tak mau. mungki...