BAB 11 RADHIYALLAHU 'ANH

184 80 2
                                    

Radhiyallahu ‘anh
Menutup syair indah
Yang tengah aku nikmati

Radhiyallahu ‘anh
Menyadarkanku
Menarikku
Membangunkanku

Radhiyallahu ‘anh
Tetaplah lantunkan
Suara merdu itu
Jangan berhenti

Bumi
11 Ramadhan 1441

Shalaatat taraawiih aajarakumullah

Laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaahi shallallaahu ‘alaihim wa sallama

Allahumma shalli ‘alaa muhammadaiw wa ‘alaa aali muhammad

Allaahumma shalli wa sallim ‘alaih

Fadhlam minallaahi wa ni’mah

Wa maghfirataw warahmah. Yaa tawwaab yaa waasi’al maghfirah yaa arhamar raahimiin

Allaahumma shalli ‘alaa muhammadiw wa ‘alaa aali muhammad

Allaahumma shalli wa sallim ‘alaih

Fadhlam minallaahi wa ni’mah

Wa maghfirataw warahmah. Yaa tawwaab yaa waasi’al maghfirah yaa arhamar raahimiin

Al-khaliifatul uulaa amiirul mu’miniina sayyidunaa abuu bakrinish shiddiq

Radhiyallaahu ‘anh

Fadhlam minallahi wa ni’mah
Wa maghfirataw warahmah. Yaa tawwaab yaa waasi’al maghfirah yaa arhamar raahimiin

Al-khaliifatuts  tsaaniyah amiirul mu’miniina sayyidunaa ‘umarubnul khaththaab

Radhiyallahu ‘anh

Fadhlam minallahi wa ni’mah
Wa maghfirataw warahmah. Yaa tawwaab yaa waasi’al maghfirah yaa arhamar raahimiin

Al-khaliifatuts  tsaaniyah amiirul mu’miniina sayyidunaa ‘utsmaanubnu ‘affaan

Radhiyallahu ‘anh

Al-khaliifatuts  tsaaniyah amiirul mu’miniina sayyidunaa ‘aliyyubnu abii thaalib

Radhiyallahu ‘anh

Suara shalawat yang dilantunkan bilal dan jamaah setiap antar tarawih itu terdengar sangat merdu, Aisyah mengenal dengan sangat suara bilal yang memimpin shalawat malam itu, siapa lagi kalau bukan pelantun merdu yang dikagumi Aisyah mana ada suara yang dia kenal dan dia kagumi selain suara pelantun merdu itu.

Sholat tarawih dan witir malam itu berlalu, Aisyah dan ibuknya melangkah kearah pintu keluar masjid, ibu-ibu yang lain juga keluar berhamburan saling mengobrol dan tegur sapa, samar-samar Aisyah menangkap pembicaraan ibu-ibu yang berlalu

“Eh dengar kan tadi bilalnya”

“Iya denger loh, kenapa?”

“Aduh anak itu sholeh banget, ganteng, berpendidikan, baik lagi nggak sombong tapi sayang dia jarang keluar paling dirumah buk Arum atau ke Masjid”

“Aduh anak gitu kok dibiarin masih lajang sih, harusnya segede itu udah nikah”

“Percuma sholeh, ganteng, baik, berpendidikan kalau nggak nikah-nikah”

Aisyah menggelengkan kepalanya mendengar obrolan ibu-ibu itu telingannya masih mau mendengarkan pembicaran ibu-ibu itu, ingin memastikan bahwa yang dibicarakan ibu itu adalah Mukmin, namun konsentrasi Aisyah buyar sesaat setelah ada yang memanggil namanya

“Aisyah”

Aisyah menoleh kesumber suara itu, dilihat seorang pemuda dengan senyum menghampirinya dia sudah mengenal pemuda itu

DIBALIK HIJAB MASJID (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang