Al-Kahfi
Kau memecahkan keheningan
Kala pagi masih sunyi
Kala daun masih basahAl-Kahfi
Kau menghangatkan
Kala dingin masih menusuk
Kala embun masih semerbakAl-Kahfi
Kau membangunkan
Kala fajar masih malu-malu
Kala insan masih pulasLalu kau akhiri
Hangatmu sirna
Atma beku kembaliBumi
10 Ramadhan 1441Audzubillah himinas syaiton nirojim
Bissmillahir-rohmaanir-rahiim
Al-hamdu lillaahillazaiii anxala ‘alaa abdihil-kitaaba wa lam yaj’al lahuu ‘iwajaa (1)
Qoyyimal liyunziro ba’san syadiidam mil ladun-hu wa yubasysyirol-mu’miniinallaziina ya’maluunash-shoolihaati anna lahum ajron hasanaa (2)
Maakisiina fiihi abadaa (3)
Wa yunzirollaziina qooluttakhozallohu waladaa (4)
,aa lahum bihii min ‘ilmiw wa laa li’aabaaa’ihim, kaburot kalimatan takhruju min afwaahihim, iy yaquuluuna illaa kazibaa (5)
Fa la’allaka baakhi’un nafsaka ‘alaaaaasaarihim il lam yu’ minuu bihaazal-hadiisi asafaa (6)
Innaa ja’alnaa maa ‘alal-ardhi ziinatal lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu ‘amalaa (7)
Wa innaa lajaa’iluuna maa’alaihaa sho’iidan juruzaa (8)
Am hasibta anna ash-haabal-kahfi war-roqiimi kaanuu min aayaatinaa ‘ajabaa (9)
Iz awal-fityatu ilal-kahfi fa qooluu robbanaaa aatinaa mil ladungka rohmataw wa hayyi’ lanaa min amrinaa rosyadaa (10)
Shadaqallahul-adzim
Suara lantunan yang berasal dari masjid itu menghipnotis Aisyah dan mengantarkan langkahnya semakin mendekat kepintu masjid namun
“Shadaqallahul-adzim”
menghentikan langkah dan menyadarkan sebelum Aisyah tiba didepan pintu masjid
“Astaghfirullah al adzim, ya ampun gimana sih kamu Aisyah bisa sampai didepan pintu masjid gini”
Aisyah lagi-lagi mengrutuk dirinya sendiri, dilirik kiri dan kanan tidak dilihat seorang pun sekitar masjid itu kecuali dirinya sambil bernafas lega Aisyah membalikkan badannya
“Huft untung nggak ada yang liat”
Aisyah berbicara pada dirinya sendiri dengan sedikit bangga, tingkah anehnya tak dilihat oleh siapapun
“Aisyah, Aisyah kan”
Suara merdu itu memanggil nama Aisyah dia terpaku tak sanggup menoleh kearah asal suara itu, lalu Aisyah memberanikan diri memalingkan wajahnya kearah asal suara itu, dilihat seorang pemuda dengan baju kokoh warna putih dipadukan sarung berwarna biru langit yang terlihat sempurna dibadan pemuda itu, dengan senyum yang menghiasi wajahnya pemuda itu mendekat menuju kearah Aisyah yang tak bisa mergerak walau sesentipun
“Assalamualaikum”
“Wa....alai....kum...salam”
Dengan gugup Aisyah menjawab salam pemuda yang sudah dihadapannya dengan dihiasi wajahnya yang sudah merona karena malu.
“Kamu ngapain Syah pagi-pagi gini kemasjid, mau ketemu aku ya?”
Pemuda itu membuat Aisyah semakin malu, mukanya benar-benar sudah merona seperti kepiting rebus
“Aaannuu....”
Aisyah memutar otaknya mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan pemuda yang ada dihadapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
DIBALIK HIJAB MASJID (TAMAT)
RomanceAisyah sudah 21 tahun dan belum menikah, hidup didesa itu adalah aib bagi keluarga, itu lah yang Aisyah rasakan, dengan tubuh gempalnya hal itu semakin membuat dirinya jauh dari kata "menikah" jangankan melamar melirik saja laki laki tak mau. mungki...