BAB 10 AL-KAHFI

191 86 8
                                    


Al-Kahfi
Kau memecahkan keheningan
Kala pagi masih sunyi
Kala daun masih basah

Al-Kahfi
Kau menghangatkan
Kala dingin masih menusuk
Kala embun masih semerbak

Al-Kahfi
Kau membangunkan
Kala fajar masih malu-malu
Kala insan masih pulas

Lalu kau akhiri
Hangatmu sirna
Atma beku kembali

Bumi
10 Ramadhan 1441

Audzubillah himinas syaiton nirojim

Bissmillahir-rohmaanir-rahiim

Al-hamdu lillaahillazaiii anxala ‘alaa abdihil-kitaaba wa lam yaj’al lahuu ‘iwajaa (1)

Qoyyimal liyunziro ba’san syadiidam mil ladun-hu wa yubasysyirol-mu’miniinallaziina ya’maluunash-shoolihaati anna lahum ajron hasanaa (2)

Maakisiina fiihi abadaa (3)

Wa yunzirollaziina qooluttakhozallohu waladaa (4)

,aa lahum bihii min ‘ilmiw wa laa li’aabaaa’ihim, kaburot kalimatan takhruju min afwaahihim, iy yaquuluuna illaa kazibaa (5)

Fa la’allaka baakhi’un nafsaka ‘alaaaaasaarihim il lam yu’ minuu bihaazal-hadiisi asafaa (6)

Innaa ja’alnaa maa ‘alal-ardhi ziinatal lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu ‘amalaa (7)

Wa innaa lajaa’iluuna maa’alaihaa sho’iidan juruzaa (8)

Am hasibta anna ash-haabal-kahfi war-roqiimi kaanuu min aayaatinaa ‘ajabaa (9)

Iz awal-fityatu ilal-kahfi fa qooluu robbanaaa aatinaa mil ladungka rohmataw wa hayyi’ lanaa min amrinaa rosyadaa (10)

Shadaqallahul-adzim

Suara lantunan yang berasal dari masjid itu menghipnotis Aisyah dan mengantarkan langkahnya semakin mendekat kepintu masjid namun

“Shadaqallahul-adzim”

menghentikan langkah dan menyadarkan sebelum Aisyah tiba didepan pintu masjid

“Astaghfirullah al adzim, ya ampun gimana sih kamu Aisyah bisa sampai didepan pintu masjid gini”

Aisyah lagi-lagi mengrutuk dirinya sendiri, dilirik kiri dan kanan tidak dilihat seorang pun sekitar masjid itu kecuali dirinya sambil bernafas lega Aisyah membalikkan badannya

“Huft untung nggak ada yang liat”

Aisyah berbicara pada dirinya sendiri dengan sedikit bangga, tingkah anehnya tak dilihat oleh siapapun

“Aisyah, Aisyah kan”

Suara merdu itu memanggil nama Aisyah dia terpaku tak sanggup menoleh kearah asal suara itu, lalu Aisyah memberanikan diri memalingkan wajahnya kearah asal suara itu, dilihat seorang pemuda dengan baju kokoh warna putih dipadukan sarung berwarna biru langit yang terlihat sempurna dibadan pemuda itu, dengan senyum yang menghiasi wajahnya pemuda itu mendekat menuju kearah Aisyah yang tak bisa mergerak walau sesentipun

“Assalamualaikum”

“Wa....alai....kum...salam”

Dengan gugup Aisyah menjawab salam pemuda yang sudah dihadapannya dengan dihiasi wajahnya yang sudah merona karena malu.

“Kamu ngapain Syah pagi-pagi gini kemasjid, mau ketemu aku ya?”

Pemuda itu membuat Aisyah semakin malu, mukanya benar-benar sudah merona seperti kepiting rebus

“Aaannuu....”

Aisyah memutar otaknya mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan pemuda yang ada dihadapannya

DIBALIK HIJAB MASJID (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang