Extra Part POV Reza

1.6K 35 1
                                    

#AKU_TIDAK_SELINGKUH

#PINGGAN_RETAK

Extra Part

Kejutan

Kecewa dan sedih begitu kentara di wajah gadis kecilku. Boneka kuda poni yang berwarna pink itu terus didekapnya. Sesekali tangannya mengusap sudut mata. Ada sesak dan perih yang kini menikamku berulang. Merasa tidak mampu memberikan kebahagiaan dan mewujudkan harapan terbesarnya.

"Maafkan ayah, Sayang."

Kembali kupeluk tubuh mungilnya, membiarkan ia terisak dalam dekapan.

Ayah bisa menahan patah hati untuk diri ayah sendiri, tapi ayah amat tersiksa saat melihat air matamu terus berderai dan bibirmu begetar memanggilmu. Maafkan ayah, Ca.

"Ica ... mau ikut Ayah ...," ujarnya dengan suara tercekat.

Kutatap wajahnya yang basah oleh air mata, menghapus buliran hangat yang mengalir di pipinya.

"Nanti, kalau libur, ayah jemput, Ca. Baik-baik sama nenek, ya?"

Tangis akhirnya pecah. Dia menjerit dan meronta saat akan kupeluk kembali untuk menenangkan.

"Ayah gak sayang sama Ica ... Ica ikut, Ayah ...."

Ikhlaslah, Sayang ... ayah terpaksa, Nak.

"Sama nenek dulu, ya? Ayah mau berangkat, nanti ketinggalan pesawat, Ca."

Mamah datang dan masuk ke kamar gadisku. Berusaha meraih tubuh kecil yang kini malah memegang tanganku erat.

"Ica gak mau, Ica mau sama ayah, Nek ...," rintihan yang bercampur tangis itu menyayat hati. Hati ini, yang telah patah sebelumnya.

"Bang, ini gak akan berhasil. Kita pergi sama-sama saja, nanti kita pikirkan di sana, bagaimana ke depannya," kata Mamah. Aku pun mengangguk pasrah.

Mata bulat yang mengerjap penuh harap itu, membuat bibir ini tertarik menampilkan seulas senyum getir. Aku kembali duduk di ranjang tidurnya, menatap netra jernih yang basah itu.

"Baiklah, Ica ikut ayah sekarang. Mandi dulu, habis itu dandan yang cantik, ya?" Kuelus rambutnya yang kusut masai.

Dia mengangguk antusias.

"Makasih, Ayah ... Ica janji akan nurutin Ayah." Kukecup kening dan kedua pipinya.

.

"Abang sudah pesan tiketnya, tapi dapetnya penerbangan nanti sore, Mah," ungkapku pada Mamah, kami duduk di sofa ruang tengah.

"Iya, gak apa-apa. Mamah dan papah gak tega liat Ica nangis begitu, Bang."

Aku mengangguk. Mamah kembali ke kamar Ica, mungkin mendandani cucunya.

Ponsel bergetar, ada pesan chat masuk.

[Bisa kita bertemu? Raka ingin bertemu Ica katanya.]

[Bisa, Mas.]

Kami sepakat untuk bertemu di sebuah mall.

"Ayah, Ica udah siap," ujar putriku yang kini telah berpakaian rapi dengan rambut dikucir dua. Wajahnya terlihat cerah.

"Oke, kita pergi dulu ke satu tempat, nanti berangkat ke Semarangnya sore, Sayang," sahutku seraya berjongkok dan memegang pundaknya. Ica mengangguk antusias.

Setelah berpamitan pada Mamah, aku berangkat bersama Ica.

"Memangnya kita mau ke mana, Yah?" tanya Ica saat baru saja kunyalakan mesin mobil.

"Nanti Ica juga tau, kejutan pokoknya." Kukedipkan sebelah mata, kemudian mengecup pipinya yang wangi dengan aroma bedak.

.

Pinggan Retak (Aku tidak Selingkuh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang