Spoiler

1.1K 22 0
                                    

Spoiler

[Al.]

Kukirimkan chat seperti biasa saat baru saja pulang dari kantor. Menyapanya sekedar meluapkan rindu.

[Ya, Bang.]

[Sudah makan malam?] tanyaku basa-basi. Berharap berbalas pesan semakin lama.

[Sudah tadi. Abang?]

[Sudah juga.]

[Aku kangen, Al] Gombal sekali. Hapus.

[Aku mau ketemu.] Tidak mungkin datang, karena baru tiga hari aku mengantar Ica ke sana. Hapus.

[Kamu udah kangen aku belum?]

Bagaimana kalau dia jawab tidak. Hapus.

[Kapan aku boleh bertemu Raka lagi?]

Pasti dia jawab terserah.

[Ya udah, aku mandi dulu. Baru pulang dari kantor.] Send.

Mengembuskan napas lega. Kenapa malah jadi grogi begini?

[Ya, Bang.]

Jawaban klisenya seperti biasa. Kulempar ponsel di atas kasur, kemudian mengacak rambut sambil tersenyum. Apakah mungkin aku puber kedua? Ish. Rasanya salting walaupun tidak berhadapan langsung dengannya.

Apakah dia juga merasakan hal yang sama? Semoga saja.

Dua bulan setelah lamaran, akhirnya kami sepakat untuk segera melaksanakan akad. Hari dan tanggal sudah ditentukan. Bertepatan dengan libur semester anak-anak, agar kami leluasa menghabiskan waktu bersama lagi.

"Bukannya emak ingin ikut campur. Ini hanya sekedar pendapat orang tua saja. Menurut Emak, tidak baik menunda sesuatu yang baik, apalagi kalau sampai menjadi gunjingan tetangga karena kalian sering bertemu tanpa ikatan pernikahan. Kalian berdua yang berhak memutuskan, jadikan ini sebagai bahan pertimbangan ya, Nak Reza," tutur Emak saat aku dan Ica main di rumah Alya. Aku juga memikirkan hal yang sama.

Bagaimana pandangan orang-orang di sekitar tempat tinggal calon istriku itu, melihatku dan Ica yang datang setiap dua minggu sekali. Bahkan jika menuruti maunya Ica, tiap minggu kami bolak-balik.

Setelah berbicara berdua, Alya setuju. Mamah dan Papah tentu saja menyambut bahagia rencana kami. Ica malah semakin sering menelepon calon ibu sambungnya itu. Hampir setiap hari mereka bercengkarama lewat udara.

.

Tinggal dua minggu lagi aku akan resmi menjadi imam wanita yang hanya terpaut usia dua tahun dariku itu. Tinggal melengkapi dua berkas lagi ke KUA kecamatan, tempat kami mendaftarkan pernikahan.

Saat memasukkan berkas yang dibutuhkan dalam amplop coklat besaryang besok akan kubawa ke rumah Alya, tiba-tiba Ica masuk ke dalam kamar. Dia ingin menunjukkan sesuatu katanya.

***

Hai ... haii ....

Masih ingat sama kisah Alya? Nah, ini salah satu scene dalam novel. Kejutan apa yang akan didapat Reza dari Ica?

Novel Pinggan Retak masih ready stock, yess. Bagi yang berminat boleh chat, tanya-tanya dulu juga boleh, kok. Wapri aja ke nomor .

Novelnya langsung cuss dikirim kalo udah transfer, gak harus nunggu lama nyetak dulu, ya. Harga 92k (belum ongkir), isinya ada 28 part, 328 halaman.

Yuk,yang mau keep boleh langsung wapri aku.

Terima kasih, udah baca cerita ini. Semoga ada hikmah dan pesan yang didapatkan dari cerita ini, ya ....

Pinggan Retak (Aku tidak Selingkuh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang